Nilai Transaksi Go-Food Terbesar di Dunia

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Ternyata transaksi layanan antar makanan terbesar di dunia dipegang oleh Go Food, salah satu layanan yang disediakan Go-Jek, dengan nilai mencapai Rp 1,7 triliun per tahun. Ini merupakan hasil penelitian Lembaga demograsi Universitas Indonesia (UI)

Menurut Menkominfo Rudiantara, bahwa angka tersebut merupakan kejutan yang membuat Indonesia diakui negara lain sebagai salah satu negara yang berhasil mengaplikasikan layanan berbasis teknologi digital.

“Berdasarkan penelitian lembaga demografi UI, nilai transaksi layanan Go Food di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia mencapai Rp 1,7 Triliun per tahun,” ujar Menkominfo dalam keterangan resmi Kominfo, Senin (24/9/20118).

Sedangkan kontribusi Go-Jek terhadap perekonomian nasional setiap tahun mencapai Rp 8,2 triliun. Angka ini didapat dari total pendapatan mitra pengemudi unicorn yang baru berekspansi di Vietnam tersebut.

Kendati memberikan sumbangan terhadap perekonomian nasional, namun secara umum perusahaan rintisan (startup) di Indonesia masih membutuhkan guyuran investasi dari para investor, baik lokal maupun asing.

Namun Rudiantara mengingatkan, startup lokal ini harus tetap menjaga nasionalisme walaupun mendapat dana dari investor asing, seperti dengan mengelola dengan sumberdaya manusia (SDM) WNI.

“Mari menjaga nasionalisme dengan kelebihan yang ada yaitu sumber daya manusia. Sisi software juga harus di perhatikan melalui TKDN agar bangsa tetap dapat maju,” imbuh Rudiantara.

Rudiantara menjelaskan, rasa nasionalisme harus diutamakan supaya startup lokal mampu membawa generasi muda bangsa untuk bersaing secara global. Dengan demikian perusahaan tetap memiliki ciri-ciri Indonesia supaya bisa tetap berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi bangsa.

Baca juga: Mirip Go-Clean, Amazon juga Bikin Home Assistants

Sementara itu, Rektor IPB Arif Satria  mengatakan bahwa era digitalisasi sebenarnya juga memiliki dampak positif untuk berbagai sektor. Caranya adalah dengan memanfaatkannya untuk menanam nasionalisme kepada generasi muda, khususnya mahasiswa.

“Nasionalisme di era digital subway surf penting untuk dipahami bersama dan tentu diharapkan para mahasiswa sekarang yang menjadi digital native, yang mempunyai perberbedaan dengan generasi saya,” ujar Arif Satria. [WS/HBS]

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI