Telset.id, Jakarta – Di era teknologi yang persaingannya kian ketat seperti sekarang, para pelaku usaha di bidang IT terus berusaha untuk memenuhi tantangan dalam persaingan di dunia IT. Konsen utamanya adalah dengan memodernisasi sistem yang juga mampu menekan anggaran dari perusahaan.
Hal inipun dilihat oleh Microsoft lewat surveinya di wilayah Asia Pasifik dengan melibatkan 1.200 pelaku usaha IT dari 12 negara termasuk Indonesia. Dari survei tersebut total 48% pelaku usaha IT menginginkan untuk mengembangkan infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya dengan memprioritaskan teknologi hybrid cloud dibanding private atau public cloud.
Alasannya, karena para pelaku usaha ini sudah mulai aware akan hybrid cloud yang memungkinkan penggunanya untuk bisa merasakan cepatnya teknologi cloud, namun tetap juga mampu mengelola aset mereka secara tradisional.
“Hybrid cloud muncul pertengahan 2015. Teknologi ini merupakan jembatan bagi pengguna yang ingin menggunakan public cloud yang terkenal nyaman penggunaannya namun memiliki keunggulan dari private cloud yang terkenal dengan sisi keamanannya dan juga sebaliknya.” jelas Yos Vincenzo, Cloud & Enterprise Business Group Lead Microsoft Indonesia.
Karena itulah Microsoft melahirkan solusi Hybrid Cloud lewat Windows Server 2016 yang sudah dirilis di tahun lalu dengan mengusung teknologi Hybrid Cloud di dalamnya. Solusi ini selain mampu membuat transisi bisnis digital menjadi lebih mudah dan aman, juga memiliki beberapa keunggulan utamanya salah satunya yakni teknologi bernama lightweight nano server.
“Lightweight nano server jauh lebih kecil dan mudah instalasinya bahkan hingga 92% lebih kecil dibanding server biasa,” ungkap Yos.
Meski kecil, untuk beberapa fitur server pada umumnya tetap hadir pada teknologi ini. Bahkan klaim Yos, lightweight nano server juga memiliki tingkat keamanan yang lebih bagus. (FHP/HBS)