Telset.id – Jika Anda mengira drama akuisisi Microsoft dan Activision Blizzard sudah berakhir, pikirkan lagi. Pengadilan Banding AS baru saja mengukuhkan kemenangan Microsoft dalam pertarungan hukum yang bisa mengubah wajah industri game selamanya.
Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan AS menegaskan keputusan pengadilan rendah bahwa akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard senilai $68,7 miliar tidak melanggar hukum antitrust. Federal Trade Commission (FTC) gagal membuktikan bahwa merger ini akan merugikan kompetisi di pasar game.
Kekalahan Beruntun FTC
FTC telah berulang kali mencoba menggagalkan akuisisi ini sejak pertama kali diumumkan tahun 2022. Argumen utama mereka? Microsoft akan memblokir akses ke franchise populer seperti Call of Duty di platform kompetitor. Namun, hakim Daniel P. Collins dengan tegas menolak klaim ini.
“Semua produsen besar telah melakukan praktik eksklusivitas,” tulis Collins dalam opininya. Microsoft justru disebut semakin membuka game eksklusifnya ke platform lain—strategi yang mungkin membuat FTC akhirnya menyerah.
Baca Juga:
Masa Depan Game di Tangan Microsoft
Akuisisi yang resmi ditutup Oktober 2023 ini memberi Microsoft kendali penuh atas waralaba game legendaris seperti World of Warcraft, Diablo, dan tentu saja Call of Duty. Dengan pengadilan terakhir ini, Microsoft bisa fokus mengintegrasikan Activision Blizzard ke ekosistem Xbox dan Game Pass.
FTC sempat mengkhawatirkan dampak merger terhadap layanan cloud gaming dan langganan game. Namun pengadilan menemukan bukti yang bertolak belakang—justru akuisisi ini bisa mempercepat inovasi di sektor tersebut.
Kasus ini mengingatkan pada pertarungan hukum lain di dunia teknologi. Seperti upaya AS membatalkan larangan TikTok atau kekalahan Apple di pengadilan antitrust yang membuka era baru kebebasan aplikasi.
Dengan kemenangan ini, Microsoft kini memegang salah satu posisi terkuat dalam industri game global. Pertanyaannya sekarang: bagaimana raksasa teknologi ini akan menggunakan kekuatan barunya? Apakah ini awal dari dominasi Microsoft di dunia gaming, atau justru akan memicu gelombang konsolidasi baru di industri bernilai miliaran dolar ini?