Menkominfo Minta Operator Keluar dari Zona Nyaman, Kenapa?

REKOMENDASI

Telset.id, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara meminta operator seluler untuk keluar dari “zona nyaman” mereka yakni pemikiran korporasi yang cenderung kurang terbuka. Langkah ini dinilai penting untuk menambah wawasan dan pemikiran perusahaan.

Ia pun juga mendorong operator untuk segera mencari cara yang tepat agar mereka mampu membantu pertumbuhan startup digital, yang dapat meningkatkan industri yang lebih sehat dan maju.

“Bagaimana mencari cara agar operator industri bisa mendorong adanya startup yang bisa meningkatkan industri yang lebih sehat dan lebih maju,” kata Menkominfo di Rapat Umum Anggota Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Senin (16/07/2018).

“Jika operator industri hanya memikirkan secara korporasi masing-masing, maka tidak akan keluar dari zona tersebut dan tidak akan pernah punya pemikiran yang lebih luas bagaimana membawa bisnis ini menjadi lebih maju,” sambung dia.

Baca Juga: Masih Baru, Startup Lady Gaga Dilirik Silicon Valley

Rudiantara berpendapat, dalam bisnis telekomunikasi perlu juga untuk memperhatikan persaingan sehat supaya iklim usaha yang baik tetap terjaga. Sebagai contoh menurutnya, jangan sampai terjadi perang tarif yang saling menjatuhkan sesama perusahaan operator seluler.

Untuk itu, ia mengaku bersedia untuk memberikan bantuan dengan cara memberikan insentif berupa diskon biaya fasilitas yang disediakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Insentif ini diharapkan bisa diteruskan ke masyarakat dalam berbagai bentuk, tidak harus dengan diskon tarif.

“Yang penting bagaimana caranya agar industri bisa maju dan kembalinya kepada market atau publik bukan dalam bentuk diskon besar-besaran tetapi dengan cara mengeluarkan produk-produk khusus yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata dia.

Baca Juga: Pemprov DKI Sediakan Coworking Space untuk Startup Digital

Selain itu, pria yang kerap disapa Chief RA ini juga menyoroti perihal peta jalan industri Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) ke depan, serta tiga hal penting yang harus menjadi fokus perhatian penyelenggara telekomunikasi.

Pertama menurut Chief RA adalah penyelesaian pembangunan Palapa Ring sebagai jembatan wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Timur. Kedua adalah peningkatan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA), dan yang ketiga adalah penyiapan layanan berbasis digital. (WS/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI