Telset.id, Jakarta – Kementerian Kominfo telah meluncurkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI), tahun 2022. Hasilnya, Kota Denpasar menjadi kota dengan indeks tertinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2022 adalah suatu pengukuran tingkat kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam penggunaan teknologi sehari-hari maupun terkait pekerjaannya.
Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2022, terbagi dalam 4 pilar yakni Infrastruktur dan Ekosistem, Keterampilan Digital, Pemberdayaan dan Pekerjaan. Hasilnya rata-rata skor indeks masyarakat digital di Indonesia di atas 30 poin.
Menurut Kepala Balitbang SDM Kominfo, Hary Budiarto, rata-rata IMD Nasional mencapai 37,80 poin. Sementara untuk indeks berdasarkan keempat pilar, poin yang diperoleh berbeda-beda.
Misalnya Pilar Infrastruktur dan Ekosistem sebesar 40,24 poin, Pilar Keterampilan Digital 49,35 poin, Pilar Pemberdayaan 22,06 poin dan Pilar Pekerjaan 40,35 poin.
“Data IMD Nasional diperoleh dalam survei di 34 provinsi dan 514 kabupaten atau kota yang ada di Indonesia,” ungkap Hary.
BACA JUGA:
- Kemkominfo dan Tokopedia Academy Ajak Generasi Muda Melek Digital
- Indeks Literasi Digital Indonesia Naik Tipis di Tahun 2021
Lebih lanjut apabila dipilah lagi berdasarkan kota dan kabupaten, maka Kota Denpasar menjadi kota dengan indeks masyarakat digital Indonesia dengan poin tertinggi.
Berdasarkan hasil survei skor IMD Indonesia mencapai 54,70 poin. Sementara rata-rata skor indeks provinsi Bali, yang terdiri dari Denpasar dan wilayah lainnya adalah 47,96 poin.
“Kota Denpasar yang ada di Bali memiliki indeks tertinggi dibandingkan tempat lain,” ujar Hary dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Kemkominfo TV pada Selasa (20/12/2022).
Sementara untuk skor masing-masing pilar juga terbilang tinggi, seperti Pilar Keterampilan Digital dengan skor 78,93 poin dan Pilar Pekerjaan dengan skor 54,10 poin.
Meski begitu, Kominfo masih memberikan evaluasi kepada ibukota Bali tersebut. Hary menilai kalau Sumber Daya Manusia (SDM), yang melek digital masih didominasi oleh masyarakat dari daerah lain, yang melakukan migrasi ke Denpasar Bali.
“Banyak migrasi dari provinsi lain yang bekerja di berbagai sektor digital yang ada di Denpasar. Pekerjaan sektor digital di Kota Denpasar belum bisa diisi oleh tenaga lokal,” jelas Hary.
BACA JUGA:
- Tri Ajak Gen Z Melek Literasi Digital Lewat Program “Generasi Happy”
- Kominfo Resmi Suntik Mati Siaran TV Analog di Jabodetabek
Hary berharap semoga Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemkot Denpasar semakin banyak menggelar pelatihan digital untuk meningkatkan kompetensi SDM yang ada di kota tersebut.
“Pelatihan keterampilan digital harus banyak digelar di Denpasar, atau wilayah-wilayah lain yang ada di Bali,” tutup Hary. [NM/IF]