Telset.id, Jakarta – Aksi perusakan alias vandalisme bisa terjadi dimana saja, mulai dari tempat-tempat umum, sekolah, hingga kabel optik laut atau sistem komunikasi kabel laut (SKKL). Untuk kasus terakhir, PT Ketrosden Triasmitra memiliki caranya sendiri, yakni dengan mengoperasikan Pusat Jaringan Operasi atau Network Operation Center atau NOC.
Menurut CEO Ketrosden Triasmitra, Titus Dondi Patria A, sistem ini mampu melacak sinyal identifikasi otomatis (AIS) yang dikeluarkan setiap kapal untuk menentukan apakah jarak mereka berdekatan dengan SKKL. Selain itu sistem ini bisa memonitor kabel yang dibangun perusahaan itu, sehingga bisa memberi peringatan dan meluncurkan petugas patroli ke lokasi jika kabel rusak dan putus.
“Dengan kondisi geografis yang ada, Indonesia rawan dengan kejadian kabel optik putus tanpa jelas siapa yang bertanggung jawab. Dari data yang ada, kerusakan SKKL 70 persen adalah putusnya kabel optik laut karena terkena jangkar kapal, sisanya 30 persen karena gangguan alam seperti gempa bawah laut dan vandalisme,” ujar Titus dalam acara pengoperasian NOC di kantornya, Jakarta, Rabu (31/5/2018).
Menurut Titus, NOC adalah bisnis baru yang baru dijalankan Triasmitra, yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi seperti pembangunan SKKL, kabel optik darat dan melakukan jasa pemeliharaan. Selain menggarap SKKL, NOC juga mengelola dan memelihara kabel optik darat milik perseroan dan pelanggannya.
NOC yang berlokasi di bilangan Jakarta Timur itu akan menjadi bagian dari operasional 8.000 km SKKL dan kabel optik darat Triasmitra Group, yang terdiri atas SKKL Jakarta-Bangka-Batam-Singapura dan Batam-Bintan (B2JS) sepanjang 1.070 km, Surabaya-Denpasar (SDCS) sepanjang 520 km dan ultimate java backbone (UJB) yang menghubungkan Jakarta-Surabaya dengan membentuk 5 ring sepanjang 2.661 km.
“Pengguna jaringan SKKL B2JS, SKKL SDCS dan UJB adalah 15 pelanggan yang terdiri atas perusahaan Telekomunikasi terkemuka seperti Telkom, Indosat, XL Axiata, Linknet, Biznet, Moratelindo, Telkom Malaysia, Iforte dan Fiberstar,” jelas Titus.
Dia mengklaim aplikasi NOC hampir serupa dengan yang dimiliki Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) karena sudah dibandingkan. Selain itu Triasmitra juga menggandeng Bakamla untuk mengamankan SKKL secara terus menerus seperti siskamling.
Bakamla dianggap mewakili seluruh instansi yang berkepentingan di laut, sehngga akan bisa cepat mengatasi pelaku vandalisme atau kapal yang jangkarnya merusak kabel optik. Selain iu Triasmitra juga melakukan berbagai upaya pencegahan dengan mengenalkan layanan baru, yakni traffic monitoring dan patroli keamanan.
Untuk pengamanan kabel optik darat, Triasmitra mendirikan service point setiap cakupan area 0-150 km. Jumlah tim patroli rutin setip hari disesuaikan dengan jumlah jalur kabel atau optik darat yang pemeliharaannya jadi tanggung jawab perusahaan ini.
“NOC saat ini sedang dalam proses pengajuan hak paten, merek dan hak cipta dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham. Kami juga melakukan tindakan perbaikan terhadap SKKL dan kabel optik darat yang putus agar dapat berfungsi kembali dengan baik maksimal 21 hari untuk di wilayah Indonesia dan 48 hari untuk diluar negeri,” pungkasnya. [WS/IF]