Telset.id, Jakarta – Sejak pertama kali hadir di Indonesia, layanan live streaming Bigo Live langsung banjir peminat. Aplikasi buatan Bigo Ltd asal Singapura ini sangat diminati karena penggunanya bisa mengeruk uang yang tidak sedikit dari live streaming. Tapi rupanya Bigo Live kini tersandung masalah, dan harus diblokir di Indonesia. Apa masalahnya?
Tak bisa dipungkiri, layanan Bigo Live berhasil menyedot banyak peminat sejak pertama kali “mengudara” di Indonesia. Bagaimana tidak, para “presenter” Bigo Live bisa mendulang pendapatan yang tidak sedikit dari hasil menukarkan gift yang diberikan oleh para follower-nya. Gift tersebut dapat ditukarkan dengan uang tunai, yang bisa mencapai Rp 2 juta
Tapi rupanya hal ini justru membuat para pesohor Bigo Live mengambil jalan pintas untuk dapat mengeruk gift dengan cara memamerkan aurat mereka. Alhasil, Bigo Live di Indonesia justru tenar sebagai aplikasi live streaming “esek-esek” yang menampilkan body polos para presenternya.
Pose-pose panas itu ternyata tak hanya membuat penontonnya panas dingin, tapi juga membuat pihak Kementerian Kominfo gerah. Bigo Live akhirnya kena semprit Kominfo, yang memutuskan untuk memblokir layanan live streaming tersebut. Informasi pemblokiran ini langsung disampikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
“Iya benar, Bigo Live masih diblokir karena mengandung konten nudity (telanjang),” ujar Rudiantara di Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Menurut menteri yang akrab disapa Chief RA itu, permintaan pemblokiran akses Bigo ini juga telah disampaikan kepada seluruh penyedia jasa internet di Indonesia untuk memblokir Domain Name System (DNS) milik aplikasi Bigo
Ia mengungkapkan, sudah sejak dua pekan terakhir, tercatat ada 10 DNS yang digunakan untuk melayani Bigo, dan semuanya sudah dinotifikasi ke para penyedia jasa internet untuk diblokir.
Namun, lanjut Rudiantara, yang baru diblokir hanya sekadar DNS saja, belum termasuk alamat IP. Itu artinya, Bigo sebenarnya masih tetap bisa diakses, khususnya lewat aplikasi. Meski begitu, fitur-fitur di aplikasi ini sudah dibatasi.
“Mereka (Bigo) sekarang lagi take down (menurunkan) konten-konten nudity yang sebelumnya bisa diakses dari Indonesia. Jika metode penapisan Bigo sudah dianggap memadai, maka Bigo bisa kita normalisasi,” tukas Menkominfo.
Temui Menkominfo
Meski yang baru diblokir hanya sekadar DNS saja, belum termasuk alamat IP, namun hal itu telah membuat pemilik Bigo kelimpungan. Pendiri dan juga CEO Bigo Live David Li, dikabarkan telah menemui Menteri Rudiantara di Indonesia untuk melakukan negosiasi agar pemblokiran Bigo Live dapat dibuka.
David Li ternyata telah menyiapkan jurus untuk dapat melunakkan hati sang menteri. Bos Bigo itu menyodorkan sejumlah rencana menarik kepada pemerintah Indonesia, yakni akan membuat perusahaan di Indonesia dan merekrut orang Indonesia untuk manage kontennya.
“Mereka (Bigo) berjanji akan mendirikan perusahaan di Indonesia dan merekrut orang Indonesia untuk memanage kontennya. Kita dukung untuk merealisasikannya dan menunggu rencana lebih rincinya,” ungkap Rudiantara.[HBS]