Telset.id, Jakarta – Berdasarkan data yang dihimpun dari We Are Social (2016), pengguna internet Indonesia sekitar 88.1 juta orang dengan pengguna media sosial sebanyak 79 juta.
Sementara itu, jumlah pengakses social media dari smartphone sebanyak 66 juta. Yang menarik, jumlah pelanggan seluler yang terkoneksi dengan ponsel jauh melebihi populasi yaitu mencapai 326,2 juta.
Hasnul Suhaimi, Mantan CEO XL Axiata sekaligus Pembina Indonesia Technology Forum (ITF) mengatakan bahwa Indonesia mempunyai peluang untuk tumbuh sangat cepat dan besar.
“Kebutuhan terbesar adalah dukungan dari pemerintah untuk membangun ekosistem industri digital di Indonesia agar bisa mengatasi ketertinggalan dari negara lain. Penetrasi Internet harus bisa ditingkatkan dengan cepat. Pemerintah juga harus membuka jalan dan memberikan berbagai insentif agar industri digital ini bisa tumbuh dan mendapat akses pendanaan,” ujar Hasnul Suhaimi di Acara Talk Show di Resto Lot 8 SCBD Jakarta, Kamis (28/4/2016).
Sementara itu kepada pelaku industri digital baik itu produsen hardware maupun pengembang aplikasi, ia berharap mereka terus meningkatkan kualitasnya agar bisa bersaing di tingkat global.
Kemudian untuk meningkatkan kemajuan industri digital Tanah Air, VP Network Planning and Development XL Budi Hardjono mengatakan, sebagai salah satu operator, XL sudah mengomersialkan layanan 4G LTE.
“Kebutuhan pelanggan akan data kini tidak hanya untuk browsing dan chatting, tetapi sudah ke aktivitas dunia maya yang membutuhkan internet berkecepatan tinggi,” ujar Budi.
Sementara itu infrastruktur jaringan seluler juga kian berkibar dengan telah dikomersialkannya layanan 4G LTE oleh semua operator yang ada di Indonesia.
“Selama kuartal pertama tahun 2016, XL telah membangun 3.286 BTS 4G, dengan cakupan mencapai lebih dari 36 kota/wilayah di Indonesia.
Sementara, perangkat ponsel memiliki peran yang sentral. Karena dari sinilah akses ke dunia digital dimulai. Bagi produsen global, Indonesia adalah pasar yang menggiurkan karena populasi yang tinggi dan daya beli yang tergolong baik.
Tak heran jika smartphone dari merek global membanjiri Tanah Air. Di sisi lain, brand nasional juga muncul bersaing di pasar yang ketat. Walaupun ada yang tumbang dan ada yang terus eksis bahkan kian membesar.
Advan adalah contoh brand nasional yang tergolong sukses di kancah industri mobile. Berkat inovasi dan strategi yang jitu, sukses mengantarkan Advan menjadi brand tablet no 1 di Indonesia. Perolehan tersebut, bahkan mampu menggungguli raihan jajaran merk global dilevel kawasan Asia Pasifik.
Berdasarkan data dari IDC, diantara 19 negara APEC, tablet shipment Advan mampu menduduki rangking ke-2 setelah Samsung dan diatas iPad pada Q-1 tahun 2015 di kawasan Asia Pasifik. Hal ini semakin membuktikan eksestensi brand lokal mampu menyaingi besarnya gempuran brand global tablet PC.
Advan juga merangsek masuk ke jajaran lima smartphone terlaris di Indonesia. Data yang dilansir IDC menempatkan Advan sebagai smartphone terlaris keempat dengan peroleh angka penjualan 2,8 juta unit smartphone.
Direktur Marketing Advan, Tjandra Lianto mengatakan untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat kenyamanan pengguna, pihaknya berupaya untuk terus meningkatkan relevansi produk ditengah kebutuhan konsumen yang kini begitu beragam.
Sedangkan dari sisi aplikasi, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Perusahaan rintisan atau startup di Indonesia terus bermunculan dengan berbagai inovasinya. Bahkan sebagian di antaranya berhasil minat investor.
Data dari Techlist pada kuartal pertama 2015, di Asia Tenggara ada 93 perusahaan startup (rintisan) yang memperoleh pendanaan. Dari jumlah itu, 24 di antarannya merupakan startup Indonesia.
Salah satu startup lokal yang terbilang berhasil adalah Picmix. Aplikasi ini didirikan pada 2012 sebagai aplikasi smartphone untuk berbagi foto dan berhasil menarik jutaan pengguna di seluruh dunia. Saat ini aplikasi tersebut telah mencapai lebih dari 27 juta pengguna di seluruh dunia secara organik dengan sekitar 7 ribu sampai 10 ribu pendaftar baru tiap hari.
“Hari ini, PicMix telah bertransformasi menjadi social commerce dan platform penemuan konten yang menghubungkan merek, pemilik bisnis, pembeli dan penjual kepada jutaan pengguna melalui layanan berbagi foto dan video. Kami kuat di Indonesia, Afrika Selatan, Nigeria, Venezuela dan negara-negara emerging market lainnya,” ujar Calvin Kizana, Founder & CEO Picmix.
Calvin mengungkapkan bahwa baru-baru ini pihaknya telah menerima pendanaan Seri A sebesar USD 3 Juta. Dana tersebut akan digunakan untuk pertumbuhan basis pengguna, meningkatkan fitur dan mempekerjakan bakat-bakat baru.
Selain PicMix, Kurio menjadi aplikasi lokal dengan pertumbuhan yang pesat. Aplikasi berita di Indonesia yang berada di bawah naungan Merah Cipta Media (MCM), salah satu perusahaan dari GDP Venture, terus mengembangkan produk dan teknologi serta memperluas jangkauan penggunanya ditengah pertumbuhan pesat pengguna mobile di Indonesia.
Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Kurio memposisikan diri sebagai platform bagi publisher online untuk memperluas penyebaran konten dan mendapatkan pembaca yang lebih banyak. Hingga saat ini, Kurio telah bekerja sama dengan 200 publisher online ternama di Indonesia untuk menghadirkan konten yang terpercaya.
Saat ini Indonesia mendapat julukan “Raksasa Teknologi Digital Asia yang Sedang Tertidur”. Julukan tersebut tidaklah salah, karena potensi indonesia sangatlah besar di industri digital. Menurut Yusuf Mars, Ketua Indonesia Technology Forum, saat ini sudah bermunculannya startup dan brand smartphone nasional yang semakin dipercaya oleh sebagian masyarakat.
Namun, di sisi lain, masih minim penghargaan atau apresiasi masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri.
“Untuk itu perlu gerakan secara masif dan terukur serta sistematis untuk membangunkan Raksasa Teknologi Digital Asia yang sedang tidur ini dan bahu membahu menjadi kekuatan besar,” ujarnya.
Menurut Yusuf, gerakan Cinta Teknologi Indonesia sangat diperlukan agar karya buatan Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri, menjadi kebanggaan masyarakat, sekaligus tumbuh menjadi kekuatan besar di Asia. (MS)