Telset.id, Jakarta – Otoritas India melakukan blokir sementara terhadap situs Ovleno Business Intelligence, yang merupakan afiliasi Cambridge Analytica. Ini terkait kontrversi kasus pelanggaran data yang melibatkan 50 juta pengguna Facebook baru-baru ini.
Berdasarkan informasi dari halaman channelnewsasia, Kamis (22/3/2018), penangguhan situs perusahaan asal Inggris itu dilakukan pada Rabu malam.
Dalam laporan BBC, mengutip SCL India, yang dimiliki oleh kelompok SCL dan Ovleno Business, dua partai politik utama India yakni Partai Kongres dan Partai Bharatiya Janata yang berkuasa adalah klien dari perusahaan tersebut.
Namun kedua partai mengelak telah memiliki hubungan dengan SCL India.
Menteri Teknologi Informasi India, Ravi Shankar Prasad baru-baru ini memperingatkan tentang penyalahgunaan media sosial dalam pemilu, menyusul laporan bahwa Cambridge Analytica mengakses informasi jutaan pengguna Facebook untuk menargetkan pemilih AS.
[Baca Juga : Marak Kampanye #DeleteFacebook, Pendiri WhatsApp Ikut-ikutan]
India akan mengadakan pemilihan umum (Pemilu) pada 2019 dan beberapa negara bagian akan memilih anggota dewan baru tahun ini dan tahun depan.
“Penyalahgunaan media sosial termasuk Facebook tidak dapat diizinkan untuk mempengaruhi keadilan pemilihan,” kata Prasad.
“Setelah pencurian data terbaru dari Facebook, biarkan peringatan keras saya terdengar di seluruh Atlantik, jauh di California. Setiap upaya rahasia atau terang-terangan untuk menyalahgunakan media sosial termasuk Facebook untuk mempengaruhi proses pemilihan India melalui cara yang tidak diinginkan tidak akan ditoleransi, atau diizinkan. ” tegasnya.
Facebook mengungkapkan bahwa Prasad telah mengajukan beberapa pertanyaan penting dan mereka menghargai perhatiannya terhadap masalah ini.
“Kami akan terus terlibat dengan pemerintah dalam hal ini. Kami berkomitmen untuk menegakkan kebijakan kami untuk melindungi informasi masyarakat dan akan mengambil langkah apa pun yang diperlukan agar ini terjadi,” kata juru bicara Facebook.
Namun Cambridge Analytica membantah tuduhan media. Mereka mengaku tidak mengakses jutaan informasi pengguna Facebook secara ilegal dan telah menghapus data itu setelah mengetahui bahwa tindakannya tidak mematuhi peraturan perlindungan data.
Facebook menyatakan telah memperketat kontrolnya pada praktik-praktik seperti itu karena menemukan dugaan pelanggaran oleh Cambridge Analytica pada 2015 lalu. [WS/IF]