Telset.id, Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari dunia otomotif dengan Honda dan Nissan dikabarkan sedang berdiskusi untuk melakukan merger.
Menurut laporan dari Nikkei, kedua perusahaan berencana menandatangani memorandum of understanding untuk menyusun kepemilikan saham bersama dalam perusahaan induk yang akan menaungi entitas gabungan tersebut.
Merger ini dinilai akan memperkuat posisi Honda dan Nissan di pasar otomotif global, terutama dalam menghadapi Toyota, Tesla, dan produsen kendaraan listrik (EV) asal China. Langkah ini juga sejalan dengan tren di industri otomotif, di mana sejumlah pemain besar memilih bergabung untuk memperluas kemampuan teknologi dan daya saing pasar.
BACA JUGA:
- Ford Minta Pengguna Mobil Listrik Stop Pakai Supercharger Tesla
- Imbas Kecelakaan Autopilot, Orangtua Korban Gugat Tesla
Bukan hanya Honda dan Nissan, Toyota sebelumnya telah mengambil langkah serupa dengan mengakuisisi saham di Subaru, Suzuki, dan Mazda. Sementara itu, Honda dan Nissan juga telah mengumumkan kerja sama pada Maret lalu dalam pengembangan perangkat lunak, baterai, dan komponen EV lainnya.
Menurut laporan Bloomberg, Mitsubishi kemungkinan akan ikut bergabung dalam pembicaraan merger ini, memperkuat konsolidasi di antara produsen otomotif besar Jepang.
Selain potensi merger, Honda juga sedang meningkatkan produksi kendaraan hybrid untuk memenuhi tingginya permintaan, khususnya di luar China. Honda berencana menggandakan penjualan tahunan hybrid-nya pada 2030, seperti yang dikemukakan oleh Katsuto Hayashi, Chief Officer Honda, dalam pernyataannya.
“Tujuan tetap untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, namun permintaan kendaraan hybrid akan tetap tinggi untuk sementara waktu,” jelasnya.
Sebagian besar pertumbuhan ini diproyeksikan terjadi di pasar Amerika Utara. Dimana di tengah transisi menuju elektrifikasi, industri otomotif menghadapi tantangan kebijakan.
Presiden terpilih AS, Donald Trump, dikabarkan berencana membalikkan kebijakan EV yang diterapkan oleh Presiden Joe Biden. Tim transisinya dilaporkan merekomendasikan penghentian dukungan pemerintah untuk kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya, dengan fokus pada pembatasan impor kendaraan, komponen, dan material baterai dari China.
Namun, para ilmuwan iklim terus mengingatkan bahwa peralihan dari kendaraan berbahan bakar gas ke listrik sangat penting untuk mengurangi emisi karbon dan mencegah dampak perubahan iklim yang paling buruk.
BACA JUGA:
- Mobil Tesla Alami Kecelakaan dalam Mode Self-driving, 1 Orang Tewas
- Tantang Ford Raptor, Elon Musk Luncurkan Tesla Cybertruck
Langkah Honda dan Nissan untuk membahas merger menunjukkan arah industri otomotif global yang semakin terintegrasi. Jika merger ini terwujud, konsolidasi ini akan menciptakan kekuatan baru yang lebih siap bersaing di pasar global yang semakin menuntut inovasi dalam teknologi EV dan keberlanjutan.
Bagi para konsumen, perubahan ini kemungkinan akan menghadirkan produk kendaraan yang lebih canggih, efisien, dan ramah lingkungan di masa mendatang.