Akuisisi Sharp, Foxconn Kucurkan Rp 82,6 Triliun

Telset.id, Jakarta – Sharp dilaporkan telah setuju diakuisisi oleh Foxconn senilai USD 6,2 miliar atau setara dengan Rp 82,6 triliun. Akuisisi ini disebutkan menjadi pengambilalihan perusahaan Jepang oleh asing dengan nilai terbesar selama ini.

Bulan lalu Foxconn dikabarkan telah menawar Sharp senilai 625 miliar yen atau sekitar Rp 74 triliun. Sebenarnya selain Foxconn, perusahaan lain yaitu Innovation Network dari Jepang juga sudah menawar Sharp namun dengan harga 300 miliar yen saja (sekitar Rp 35 triliun).

[Baca juga: Foxconn Tawar Sharp Senilai USD 15 Miliar]

Hubungan Foxconn dan Sharp bukan baru pertama kali ini saja. Karena pada 2012 lalu, Foxconn menawarkan USD 806 juta untuk 10% saham Sharp. Tapi, yang Foxconn dapatkan hanya sebagian kecil saham di anak usaha Sharp dengan nilai USD 617 juta pada tahun yang sama. Saat itu, Foxconn masuk melalui pendirinya, Terry Gou.

Pembicaraan antara Foxconn dan Sharp dilakukan kembali pada September 2015. Pada saat itu, Foxconn menawarkan akuisisi untuk unit bisnis LCD Sharp. Namun, pembicaraan berkembang hingga Foxconn ingin akuisisi semua bisnis Sharp, yang terdiri atas 48 ribu pegawai dan 29 kantor.

Kini dewan Sharp telah setuju untuk diakuisisi oleh Foxconn sebesar USD 6,2 miliar atau setara dengan Rp 82,6 triliun. Akuisisi ini menjadi pengambilalihan perusahaan Jepang oleh asing dengan nilai terbesar selama ini.

Nama Sharp tentu sudah tak asing lagi bagi semua orang. Sharp merupakan salah satu perusahaan raksasa elektronik asal Jepang yang sudah lama malang-melintang di bisnis perangkat elektronik dan layar LCD. Berbagai produk buatannya sudah sudah tersebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Namun dalam beberapa tahun terakhir Sharp mengalami krisis keuangan. Hutang Sharp di bank mengharuskan perusahaan elektronik itu berkali-kali di bailout oleh pemerintah Jepang.

Sementara Foxconn adalah perusahaan pembuat komponen elektronik terbesar di dunia, yang berlokasi di Taiwan. Foxconn juga terkenal karena dominasinya di sektor outsourcing. Tak heran nama Foxconn begitu populer bagi perusahaan-perusahaan Eropa, Jepang dan Amerika, terutama yang ingin mengurangi biaya tenaga kerja tanpa mengorbankan kualitas.

Meski banya produk yang dibuat, namun Foxconn banyak dikenal karena merupakan rekanan Apple untuk memproduksi iPhone dan iPad. Bisnis Foxconn yang terus berkembang membuat mereka kini menjadi eksportir terbesar di China.

Terkait soal akuisisi Sharp, pihak Foxconn mengatakan tidak berencana untuk mengganti pimpinan manajemen jika nanti resmi membeli Sharp. Foxconn sepertinya masih mempercayai management Sharp, meski dalam tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret 2015 lalu, perusahaan tersebut mengalami kerugian sebesar 222 miliar yen.

Tapi walaupun mengalami kerugian, Sharp dinilai masih tetap menarik, karena memiliki sumber daya ahli dalam bidang layar dan manufaktur. Merk Sharp juga dianggap “masih menjual”, jika nantinya Foxconn bermaksud menjual produk dengan nama tersebut (Sharp).

Dibalik keinginan Foxconn untuk mengakuisisi Sharp, ada keuntungan bagi perusahaan yang mempercayakan perakitan smartphonenya ke Foxconn. Terutama untuk kustomer penting Foxconn yakni Apple.

Sharp merupakan produsen televisi ternama yang ahli dalam pembuatan LCD panel yang dijual ke produsen elektronik lain, seperti kamera, smartphone dan semua produk yang memerlukan layar.

Bisnis LCD ini merupakan salah satu bisnis penopang usaha Sharp dengan kontribusi 30,8% dari penjualannya di 2015. Tapi, secara umum keuntungan Sharp tergerus dan terus melemah.

Layar LCD sendiri merupakan layar mahal dan komponen penting di iPhone 6 Plus. Harganya tiga kali lipat dibanding harga komponen lain, atau sekitar USD 52,5 per layar. Selama ini layar adalah salah satu komponen yang tidak diproduksi Foxconn.[HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI