“Daripada Bikin Isu Monopoli, Lebih Baik Perluas Layanan”

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telkomsel BTS di Maluku Utara

Tidak Ada Monopoli Pasar

Pernyataan senada diungkapkan oleh Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, M Ridwan Effendi. Menurutnya, monopoli pasar di industri telekomunikasi adalah hal yang hampir tak mungkin bisa dilakukan.

Ridwan mengungkapkan, bahwa operator akan sulit melakukan monopoli pasar, karena tidak mungkin semua orang di satu wilayah hanya memilih pada satu layanan operator tertentu saja. Kalaupun dominan, itu tergantung luas cakupan dari operator.

“Pelanggan itu tidak mungkin memilih operator yang cuma punya satu BTS di tengah kota saja, karena seluler itu sangat mobile. Pelanggan kan maunya kemana mereka pergi tetap dapat sinyal, agar bisa terus terhubung,” kata Ridwan.

Makanya, menurut Ridwan, Telkomsel bisa dominan di luar Jawa karena mereka lebih agrasif membangun jaringannya, hingga cakupan layanannya lebih luas dibanding operator lain di Indonesia.

“Ini kan sebenarnya cuma soal mau membangun atau gak. Telkomsel paling agresif membangun jaringan di mana-mana, termasuk di luar Jawa, makanya wajar mereka punya banyak pelanggan,” tuturnya.

Dia tidak sependapat jika pasar di luar Jawa dimonopoli oleh operator dominan saja. Karena sebenarnya Telkomsel bukan operator pertama yang mendapatkan lisensi penyelenggaraan jaringan. Cuma Telkomsel yang paling konsisten membangun jaringan.

“Sebelum ngomong monopoli, sebaiknya operator yang bersangkutan ditanya dulu apakah sudah membangun jaringan sesuai komitmen, atau cuma sekedar memenuhi aturan saja,” ujar Ridwan.

Ia juga mempertanyakan keluhan operator yang mengatakan sulit bersaing dengan operator dominan. “Kalau ada yang ngeluh bilang sulit bersaing dengan operator dominan, tanya balik aja, lisensi dapatnya sama, kok bangunnya beda,” tandasnya.

Mantan anggota BRTI ini berpendapat, bahwa monopoli sebenarnya tidak dilarang, tapi prakteknya yang tidak dibolehkan. Menurutnya, apa yang dilakukan Telkomsel sekarang bukan praktek monopoli.

[Baca juga: Indosat Tabuh Genderang Perang Tarif Operator]

Dia juga mengingatkan, kalau saat ini masyarakat sudah pintar memilih layanan yang mereka butuhkan. Ada yang memilih tarif murah, tapi banyak juga yang tidak masalah tarifnya lebih mahal sedikit, asalkan cakupan layanannya luas.

“Perbedaan tarif itu tak bisa dilepaskan dari besarnya investasi yang dikeluarkan operator untuk membangun infrastruktur yang lebih mahal di luar Jawa. Jadi wajar tarif Telkomsel sedikit lebih mahal dibanding operator lain,” kata Ridwan menutup pembicaraan.[HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI