Telset.id, Jakarta – Pernyataan Indosat Ooredoo yang menuding Telkomsel telah melakukan praktek monopoli karena terlalu dominan di luar Pulau Jawa dianggap tidak tepat oleh sejumlah pengamat. Pasalnya, selama ini Indosat dan operator lainnya enggan memperluas cakupan layanannya di luar Jawa.
Sebelumnya, Indosat mengeluhkan di industri telekomunikasi Indonesia telah terjadi persaingan yang tidak sehat. Indosat menuding penguasaan pasar luar Jawa yang sangat besar oleh Telkomsel telah mengakibatkan terjadinya praktik monopoli.
[Baca juga: Indosat Tuding Ada Praktek Monopoli di Luar Jawa]
Menanggapi tudingan tersebut, Telkomsel menegaskan bahwa dominasinya di luar Pulau Jawa bukan merupakan praktik monopoli. Telkomsel justru menuding balik bahwa selama ini operator lain lebih fokus membangun di Pulau Jawa dan kota besar yang secara bisnis lebih menguntungkan.
[Baca juga: Dituding Monopoli, Telkomsel: Cuma Kami yang Mau ke Pelosok]
Penegasan Telkomsel itu dibenarkan oleh Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Kristiono, yang menilai tidak ada yang salah dengan dominasi Telkomsel di luar Jawa.
Menurutnya, hanya Telkomsel yang agresif dan konsisten mengembangkan cakupan layanannya ke luar Jawa, sementara Indosat operator lainnya tidak ada yang berani melakukan ekspansi secara besar-besaran ke luar Jawa.
“Wajar Telkomsel menguasai pasar di luar Jawa, karena mereka konsisten mau membangun, sementara operator lain yang teriak-teriak protes itu mau membangun seperti Telkomsel apa gak?” ujar Kristiono di Jakarta, Senin (20/6/2016).
Dia mengingatkan, bahwa pasar seluler Indonesia yang terbuka sangat ditentukan oleh mekanisme pasar. Dalam menjalankan bisnis seluler itu dikenal 3C, yakni Coverage, Capacity, Content. Dari ketiganya, coverage menjadi kunci utama dalam bisnis seluler.
“Nah, kalau sekarang coverage atau jangkauan Telkomsel paling luas, itu karena mereka mau membangun jaringan. Jadi wajar kalau mereka paling luas dan banyak pelanggan,” jelasnya.
Menurut Kristiono, operator yang protes itu sebaiknya juga berkaca apakah sudah memenuhi kewajibannya untuk membangun sesuai modern licensing yang mereka peroleh dan dijanjikan.
“Kalau sekarang mereka mengeluh Telkomsel menguasai pasar di luar Jawa, sebaiknya mereka juga melihat kembali pada kewajiban membangunnya, apakah sudah sesuai modern licensing yang didapat dan dijanjikan atau belum,” ucap Kristiono.
Karena menurutnya, agresifitas dari operator untuk membangun jaringan itu adalah kunci untuk mereka dapat menguasai pasar. Oleh sebab itu, dia menganjurkan operator lainnya lebih baik berbenah dan segera memperluas layanan mereka ke luar Jawa.
Kristiono juga meminta operator seluler jangan menggunakan alasan tak bisa ekspansi di luar Jawa karena beban biaya interkoneksi, karena sebenarnya biaya interkoneksi tidak terlalu signifikan dan bukan menjadi faktor penentu.
“Komponen biaya interkoneksi itu tidak terlalu signifikan, dan tidak bisa dijadikan alasan, karena sebenarnya biaya interkoneksi muncul akibat adanya perbedaan coverage layanan dari para operator,” tegasnya.
Lanjut halaman berikutnya