Telset.id, Jakarta – Sejalan dengan kian meningkatnya penggunaan smartphone serta perangkat bergerak lainnya di Indonesia, kebutuhan akan aplikasi mobile juga semakin meningkat. Hal lain yang ikut terkerek naik adalah pendapatan dari aplikasi mobile.
Dari studi terbaru Baidu yang bekerjasama dengan lembaga riset GfK Indonesia bertajuk Mobile Apps Market Study Indonesia mengungkap bahwa aplikasi mobile menawarkan pendapatan yang semakin menjanjikan dari tahun ke tahun. Di tahun 2013, pendapatan dari aplikasi mobile di Indonesia mencapai USD 62,1 juta.
Lonjakan pendapatan dicatat untuk tahun 2015, dimana pendapatan yang dihasilkan oleh aplikasi mobile di tahun 2015 di Indonesia mencapai USD 118,2 juta. Diperkirakan, di tahun 2016 pendapatan dari aplikasi mobile akan mencapai USD142,1 juta (sekitar Rp 1,8 triliun). Jumlah tersebut akan semakin meningkat di tahun 2018 diperkirakan mencapai USD 197,6 juta.
Hingga saat ini, pendapatan dari aplikasi mobile paling besar masih disumbangkan oleh Mobile Advertising, disusul Paid-Apps Purchase dan In-Apps Purchase.
Bao Jianlei, Managing Director Baidu Indonesia mengatakan, kendati saat ini pembelian In-Apps masih memberikan kontribusi terendah, namun di masa depan diperkirakan kontribusi dari In-Apps Purchase akan melampaui kontribusi yang disumbangkan dari Paid-Apps Purchase.
Menurutnya, tahun 2015, pendapatan dari Mobile Advertising dari 5 wilayah yaitu Jakarta, Bodetabek, Bandung, Surabaya dan Semarang mencapai USD15 juta (71%), mengungguli kontribusi yang disumbangkan oleh Paid Apps Purchase yaitu sekitar USD3,2 juta (15%) dan In-Apps Purchase sekitar USD2,9 juta (13%).
“Tahun ini, pendapatan dari Mobile Advertising dari wilayah yang sama diperkirakan akan mencapai USD20,8 juta,” terang Bao Jianlei.[HBS]