AWS dan PJI Tingkatkan Literasi AI 5.100 Siswa Jawa Barat lewat Hackathon

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan jika ribuan siswa SMA di Jawa Barat tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi kecerdasan buatan yang revolusioner. Itulah yang terjadi ketika lebih dari 5.100 siswa dan 40 guru dari 40 sekolah menengah atas di provinsi tersebut mendapatkan pelatihan intensif Artificial Intelligence (AI) dan machine learning melalui program STEM Capacity Building.

Kolaborasi antara Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Amazon Web Services (AWS) ini bukan sekadar program pelatihan biasa. Dalam kurun Januari hingga Agustus 2025, generasi muda berusia 15-17 tahun ini dibekali dengan pemahaman mendalam tentang konsep dasar hingga aplikasi praktis teknologi masa depan. Yang menarik, program ini muncul di tengah laporan literasi digital Indonesia yang masih membutuhkan perhatian serius, khususnya di bidang keamanan digital.

Transformasi digital yang bergerak cepat membuat kebutuhan akan talenta AI semakin mendesak. Menurut data terbaru dari AWS dan Strand Partners, lebih dari 18 juta pelaku usaha di Indonesia telah mengadopsi AI dengan pertumbuhan tahunan mencapai 47%. Namun, 57% pelaku usaha justru khawatir dengan minimnya tenaga kerja terampil. Program seperti ini menjadi jembatan penting untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Content image for article: AWS dan PJI Tingkatkan Literasi AI 5.100 Siswa Jawa Barat lewat Hackathon

AI Hackathon: Ujian Nyata Kreativitas Generasi Muda

Puncak dari seluruh rangkaian program STEM Capacity Building adalah AI Hackathon yang digelar di Bandung pada 23 Agustus 2025. Ajang ini menjadi bukti nyata bahwa ketika diberikan kesempatan dan pendampingan yang tepat, siswa SMA mampu menghasilkan solusi teknologi yang sophisticated.

Sebanyak 246 siswa dari 31 sekolah yang terbagi dalam 52 tim berlomba mengembangkan prototipe AI dengan tema “AI for Education”. Mereka tidak hanya bermimpi, tetapi benar-benar membangun aplikasi yang dapat membantu guru dalam tugas pembelajaran, memperkuat manajemen sekolah, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif.

Yang membuat kompetisi ini berbeda adalah pendekatan mentorship yang intensif. Para semifinalis mendapatkan bimbingan langsung dari pakar AWS melalui tiga sesi daring khusus. Mereka belajar menyempurnakan ide dan menerapkan teknologi secara efektif menggunakan layanan PartyRock dan Amazon Bedrock.

Inovasi yang Menginspirasi dari Para Juara

Tim SoLearn dari SMAN 2 Cibinong berhasil meraih juara pertama dengan aplikasi “Learn to Earn”. Restu Hidayat, perwakilan tim, menjelaskan bagaimana aplikasi berbasis web ini menggabungkan dukungan belajar berbasis AI, gamifikasi, dan desain pelajaran interaktif.

“Ini pengalaman yang sangat berharga karena membantu saya mengubah minat pada AI menjadi sesuatu yang terstruktur dan bermakna,” ujar Restu. Yang menarik, tim ini berencana mengembangkan aplikasinya lebih lanjut dengan mengintegrasikan kapabilitas AI generatif melalui Amazon Nova.

Pencapaian ini menunjukkan bahwa peningkatan literasi digital tidak harus menunggu pendidikan tinggi. Dengan pendekatan yang tepat, siswa SMA pun mampu menghasilkan karya yang berdampak nyata.

Selain tim SoLearn, penghargaan juga diberikan kepada Tim JSC dari SMKN 1 Cimahi (juara kedua), Tim Stevia dari SMAN 4 Depok (juara ketua), serta penghargaan khusus untuk inovasi berkelanjutan dan proyek paling kreatif. Keragaman pemenang ini membuktikan bahwa inovasi dapat datang dari berbagai latar belakang sekolah.

Guru sebagai Duta AI untuk Keberlanjutan Program

Yang membedakan program ini dengan inisiatif serupa adalah fokusnya pada keberlanjutan. Tidak hanya berhenti pada pelatihan siswa, program ini juga menciptakan ekosistem yang mendukung melalui pengangkatan Teacher Ambassadors.

Para guru terpilih ini akan menjadi duta AI di sekolah masing-masing, memastikan bahwa literasi AI terus berkembang bahkan setelah program resmi berakhir. PJI berkomitmen mendukung mereka melalui pemantauan rutin dan penyediaan sumber daya untuk menjaga implementasi kurikulum.

Pendekatan ini sangat relevan mengingat tantangan literasi digital di Indonesia yang membutuhkan solusi berkelanjutan. Dengan melibatkan guru sebagai agen perubahan, dampak program dapat meluas secara organik.

Dukungan pemerintah juga tidak kalah penting. Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Jawa Barat Istimewa yang menekankan inovasi dan pembangunan sumber daya manusia. “Generasi muda yang mampu melahirkan solusi berbasis teknologi menjadi bukti nyata pendidikan digital merupakan investasi strategis,” ujarnya.

Winu Adiarto, Indonesia Regional Manager of Data Center Operations AWS, menambahkan bahwa literasi AI adalah fondasi penting bagi talenta masa depan Indonesia. “Kami senang melihat kreativitas siswa dan suasana pembelajaran kolaboratif yang tercipta melalui program ini,” katanya.

Kolaborasi multipihak antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah dalam program STEM Capacity Building menjadi contoh nyata bagaimana kesenjangan keterampilan digital dapat diatasi. Ketika siswa diberi ruang untuk bereksperimen dengan teknologi mutakhir, mereka tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi pencipta solusi untuk masa depan.

AI Hackathon 2025 bukan sekadar kompetisi, tetapi bukti bahwa masa depan teknologi Indonesia berada di tangan yang tepat. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen berkelanjutan, inisiatif seperti ini dapat menjadi model untuk replikasi di provinsi lain, menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan digital abad ke-21.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI