Telset.id, Yogyakarta – Dengan ditekennya aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk infrastruktur dan handset 4G, membuat produk smartphone Black Market (BM) semakin banyak beredar di pasar Indonesia.
Muncul kabar jika ada vendor yang coba mengakali kebijakan ini. Dimana cara tersebut dilakukan untuk memuluskan perangkatnya agar bisa dijual di pasar ponsel Indonesia yang sangat menggiurkan.
Salah satu contoh paling sederhana adalah, menjual perangkat 4G yang tidak resmi atau mendaftarkan ponsel 3G yang bisa di akali menjadi 4G dengan mudah.
Salah satu vendor yang sedikit terganggu adalah Lenovo. Adrie R. Suhadi, Country Lead Lenovo Mobile Business Group Indonesia, mengungkapkan pihaknya sangat kecewa dengan oknum pedagang di toko online yang dengan sengaja menjual produk ilegal (BM).
Singkatnya, perangkat 4G disebut sebagai perangkat 3G.Perubahan status ini kabarnya juga jadi jurus ampuh untuk meloloskan diri dari aturan TKDN 4G. Penamaan ini memang tak sebatas embel-embel.
Jika diuji secara teknis perangkat itu memang cuma bisa mendukung jaringan 3G. Akan tetapi secara teknis bisa dirubah dengan mudah menjadi ponsel 4G.
“Tidak hanya Lenovo yang dirugikan, tapi konsumen juga bakal terima imbasnya. Pihak Lenovo tidak meng-cover kerugian barang yang tidak resmi,” tegasnya.
Menurut Adrie, kondisi ini terjadi lantaran tidak ada pengawasan yang ketat dari pemerintah, terutama pasca peraturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sebesar 20% untuk ponsel 4G mulai berlaku.
“Adanya aturan tersebut, kabarnya membuat peredaran produk 4G secara ilegal kembali marak. Imbasnya para vendor yang sudah komitmen memenuhi aturan TKDN, seperti Lenovo sangat dirugikan.
“Kami ingin pemerintah lebih meperketat importir ilegal itu. Dengan aturan TKDN ini kan Lenovo berinvestasi. Kami mengikuti peraturan. Dengan adanya barang BM ini kami jelas merasa dirugikan,” kata Adrie. (MS)
