Telset.id, Jakarta – AR Group merupakan perusahaan asal Indonesia yang fokus pada teknologi Augmented Reality. Perusahaan yang lahir pada 2009 ini menciptakan berbagai aplikasi komersial kreatif yang diklaim siap untuk digunakan dalam keseharian konsumennya.
Bertempat di Bursa Efek Indonesia (21/10/2016), AR Group resmi memperkenalkan tiga anak perusahaannya yang masing-masing memberikan solusi inovatif di bidang Augmented Reality.
AR&Co
Anak perusahaan AR Group yang pertama adalah AR&Co, yang fokus pada Augmented Reality (AR) interaktif yang memiliki berbagai aplikasi yang bisa dipakai oleh semua umur. Aplikasi terkenal besutan AR&Co adalah aplikasi AR khusus Star Trek yang juga memperingati 50 tahun film fiksi ilmiah terkenal ini.
Selain itu juga, ada beberapa aplikasi yang diperkenalkan seperti game khusus anak-anak yakni Fitkom Gummy Card Game yang mengharuskan mereka untuk memiliki kartu dengan berbagai macam karakter. Nah nantinya, anak-anak diharuskan untuk scan kartu mereka pada game ini untuk bisa mengadu para karakter pada kartu ini.
Selain untuk anak-anak, terdapat pula aplikasi AR khsuus di bidang properti. Aplikasi bernama Balvia ini memungkinkan penggunanya untuk melihat rumah yang ingin dibelinya dalam sebuah brosur. Bukan melihat seperti biasanya, namun merasakan sensasi masuk ke dalam rumah tersebut dan melihat dari berbagai sisi.
Aplikasi lainnya adalah Save The Tiger. Aplikasi AR ini memungkinkan penggunanya untuk scan gambar harimau pada sebuah kaus, dan otomatis, harimau akan keluar pada kaus tersebut. Pengguna juga bisa berinteraksi pada harimau yang ada pada kaus. Menurut AR&Co, aplikasi ini adalah untuk mengedukasi semua orang betapa pentingnya melindungi satwa langka.
DAV (Digital Avatar)
Unit usaha kedua atau solusi kedua dari AR Group adalah DAV atau Digital Avatar. DAV berfokus pada aplikasi AR yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi langsung dengan produk yang ingin dibeli di toko ritel. Tentu dengan adanya aplikasi ini, toko ritel secara tidak langsung bisa memperkenalkan berbagai produk yang ada dengan cara anti-mainstream.
Selain itu juga, DAV memiliki karakter AR menarik seukuran anak kecil yang pastinya bisa diajak untuk berfoto
MindStores
Terakhir merupakan unit atau solusi yang berfokus pada toko virtual hasil gabungan dari AR dan Virtual Reality (VR). Teknologi ini sendiri baru bisa kita temukan pada AlfaMind hasil kerjasama dengan salah satu grup toko waralaba yang ada di Indonesia.
Aplikasi ini sangatlah berguna bagi seseorang yang sangat ingin membuka toko tapi tidak punya cukup modal apalagi memiliki tempat untuk membuka toko tersebut. Jadi cukup menggunakan AlfaMind ini, pengguna akan mendapatkan kartu yang berfungsi sebagai akses ke dalam aplikasi.
Selanjutnya, pengguna akan scan kartu tersebut dan terbukalah sebuah toko lengkap dengan isinya. Nah ketika pengguna menekan toko tersebut, maka akan terlihat seluruh isi dalam toko tersebut dan siap untuk dibeli.
Bagaimana pelanggan bisa membeli produk di dalamnya? Nah pengguna yang sudah bekerja sama dengan AlfaMind sebelumnya, cukup menawarkan para calon pelanggannya dengan memperlihatkan aplikasi ini. Hal ini menggambarkan suatu konsep yakni Business to Consumer (B2C) karena penjual berhadapan langsung dengan pembelinya.
“Masih banyak ruang lingkup implementasi AR yang belum dijamah, karenanya kami terus berusaha untuk membuat teknologi ini berkembang dan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup manusia,” ucap CEO AR Group, Daniel Surya.
Menurutnya, nantinya AR akan masuk ke dalam berbagai bidang yang ada seperti edukasi, kesehatan, dan lainnya. Ia juga menambahkan bahwa sebuah perusahaan teknologi yang bagus adalah memudahkan sesuatu yang sulit lewat teknologi.
“Visi kita saat ini adalah membuat AR menjadi benar-benar reality di dunia,” tutup Daniel. (FHP/HBS)