Telset.id, Cileungsi – Beda vendor, beda juga perlakuannya terhadap perangkat yang masuk kategori tidak sempurna, alias rusak. Nah, jika Samsung lebih memilih untuk meluncurkan versi daur ulang dari smartphone-nya yang gagal (Galaxy Note) yang gagal, jalan lain justru ditempuh Oppo. Alih-alih mendaur ulang smartphone tersebut, perusahaan asal China ini lebih memilih untuk memusnahkan perangkat yang masuk kategori di bawah standar atau sudah tidak bisa lagi diperbaiki di service center-nya.
Tidak tanggung-tanggung, ada setidaknya 23.000 perangkat (terakumulasi dari tahun 2013 sampai 2016) dihancurkan Oppo hari ini, dengan menggunakan fasilitas dari PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Itu termasuk kemasan serta berbagai aksesoris lainnya.
“Oppo menjadi yang pertama yang melakukan kegiatan penghancuran untuk smartphone,” kata Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa Kementerian Perdagangan RI, Wahyu Hidayat, saat ditemui tim Telset.id di Cileungsi, Rabu (17/05/2017).
Oppo mengklaim, dengan adanya proses pemusnahan ini, mereka ingin menjamin kualitas produk yang dikeluarkan untuk konsumen dan bahwa itu telah benar-benar melalui proses jaminan kualitas yang ketat.
“Banyak perangkat yang direkondisi dan dijual kembali. Kami tidak pernah menjual kembali barang bermasalah atau direkondisi atau refurbished (daur ulang),” kata Aryo Meidianto, Media Engagement Oppo Indonesia. (FHP/IF)