Telset.id, Jakarta – Layanan transportasi online, Go-Jek berencana akan melakukan ekspansi ke Singapura. Rencana ekspansi ini kabarnya akan segera rampung, dan Go-Jek sudah akan mulai beroperasi di Singapura sebelum akhir Oktober ini.
Namun layanan Go-Jek di Singapura tampaknya bukan layanan sepeda motor, seperti yang ada di Indonesia, karena Singapura tidak mengizinkan sepeda motor jadi angkutan penumpang.
Gojek disebutkan akan berdiskusi dengan ComfortDelGro, sebuah operator taksi terbesar di Singapura terkait layanan mereka.
Sekedar informasi bahwa ComfortDelGro sendiri sempat menjalin kerjasama dengan pihak Uber ketika aplikasi tersebut masih berjaya di Asia.
Baca juga: Gojek Siap Ekspansi ke Singapura?
Pihak Go-Jek pun kabarnya juga sedang berdiskusi dengan pihak investor untuk mendapatkan asupan dana hingga $ 2 miliar dolar atau Rp 30 triliun untuk biaya tahap ekspansi selanjutnya.
Kehadiran Go-Jek di Singapura membuat kompetisi bisnis layanan transportasi berbasis online semakin menarik. Seperti diketahui Singapura merupakan markas dari Grab, yang menjadi pesaing Go-Jek.
Grab sendiri awalnya didirikan di Malaysia, dan kemudian pindah ke Singapura. Perusahaan ini mengalami perkembangan pesat, dimana Grab menyebutkan memiliki nilai perusahaan saat ini $ 11 miliar atau Rp 165 triliun.
Baca juga: Go-Jek akan Dapat Suntikan Modal Rp 29,7 Triliun?
Masyarakat Singapura sendiri mengeluh karena kurangnya pilihan terkait layanan transportasi berbasis online. Mereka tak memiliki pilihan setelah keluarnya Uber dari industri layanan berbasis online serta hukuman denda dari pihak pemerintah Singapura terhadap Uber dan Grab terkait kesepakatan merger.
Go-Jek sendiri telah melakukan ekspansi ke Vietnam dan Thailand. Untuk Vietnam, layanan tersebut dinamai dengan nama Go-Viet sedangkan di Thailand dinamai GET.
Kedua perusahaan tersebut dikelola oleh tim menajemen sekaligus pendiri lokal, dengan didukung pengetahuan, keahlian, teknologi serta investasi dari Go-Jek.
Tetapi ekspansi Go-Jek ke Vietnam pun sempat menuai kritik. Wakil Ketua Komisi 1, Satya Widya Yudha, mengkritisi langkah yang dilaukan Gojek tersebut. Menurutnya jangan bangga dulu menjadi go global kalau pasar domestik saja belum dikuasai.
Baca juga: Aplikasi Go-Jek Paling Favorit di Indonesia
Go-Jek dikatakan Satya harusnya meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri terlebih dahulu seperti yang dilakukan negara China.
“Pasar dalam negeri masih luas. Pemain didorong untuk menjadi penguasa dalam negeri. Baru kuasai pasar luar negeri. Belajar dari China yang punya keunggulan komparatif dan kompetitif dengan teknologi yang dimiliki,” kata Satya di Jakarta, Rabu (12/9/2018)
Ekspansi ke Vietnam dikhawatirkan Satya yang akan menikmati nanti justru mereka (negara Vietnam) terutama dari sisi value chain. [NM/HBS]
Sumber: TechCrunch