Telset.id, Jakarta – Artificial Intelligence (AI) setiap tahunnya selalu menunjukkan peningkatan kemampuan. Beberapa AI bahkan sudah bisa mengalahkan manusia di beberapa bidang. Google AI misalnya, yang mampu mengalahkan pemain Go profesional belum lama ini.
Selain itu, ada satu lagi AI Alibaba yang dikabarkan mampu mengalahkan manusia dalam menyelesaikan tes membaca dalam tes ‘Exact Match’ yang dibuat Stanford University.
[Baca juga: Microsoft Hentikan Dukungan Utama Windows 8.1]
Mengutip dari laman Ubergizmo, AI yang dikembangkan oleh unit penelitian Alibaba di Institute of Data Science of Technologies mampu mencapai skor 82,44 dalam tes ‘Exact Match’, dalam serangkaian tes yang bernama The Stanford Question Answering Dataset tersebut.
Cara penilaian dari tes ini adalah dengan memberikan skor atas jawaban yang dimiliki oleh AI dan membandingkannya dengan respon jawaban manusia rata-rata. Dan jika dibandingkan dengan hasil tes milik manusia yang memiliki skor 82,304, AI hasil kolaborasi Alibaba dan Microsoft ini hanya menang tipis.
Untuk diketahui, Stanford Question Answering Dataset memiliki lebih dari 100.000 pertanyaan dan jawaban yang didasarkan pada lebih dari 500 artikel Wikipedia. Tentu saja, untuk menyelesaikan tes ini dengan skor yang baik bukan hal yang mudah.
Perusahaan asal Tiongkok tersebut menjelaskan bahwa AI miliknya dapat menang dikarenakan menggunakan model jaringan syaraf tiruan berupa Hierarchial Attention Network.
Model ini memungkinkan AI untuk membaca dari paragraf ke kalimat ke kata-kata untuk mengidentifikasi jawaban yang paling potensial.
[Baca juga: YouTube di Android Bakal Kebagian ‘Mode Penyamaran’]
“Kami percaya bahwa teknologi ini dapat diterapkan secara bertahap untuk berbagai aplikasi seperti layanan pelanggan, tutorial museum, dan tanggapan online terhadap pertanyaan medis dari pasien, mengurangi kebutuhan akan masukan manusia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar salah satu ilmuwan Alibaba.
Selain didukung oleh Microsoft, perkembangan AI ini juga didukung penuh oleh Pemerintah Tiongkok. Hal ini dikarenakan Pemerintah Tiongkok ingin unggul dari teknologi yang sudah diciptakan oleh pihak Barat. [NC/HBS]