Telset.id, Jakarta – Krisis yang membelit Yahoo telah membuat perusahaan Internet itu berniat menjual unit bisnis intinya. Niatan ini bahkan telah diumumkan Yahoo, dan ternyata peminatnya cukup banyak. Ada 10 perusahaan yang disebutkan telah mengajukan penawaran serius.
Seperti dilansir Business Insider, hingga saat ini penawaran tertinggi yang masuk berada dikisaran angka USD 8 miliar atau sekitar Rp 105,6 triliun. Sudah ada 10 perusahaan yang serius mengajukan minatnya untuk meminang Yahoo.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Yahoo akan menyeleksi penawaran-penawaran yang masuk hingga tersaring hanya 7 perusahaan saja. Proses seleksi ini akan memakan waktu sekitar satu pekan, tetapi masih butuh waktu setidaknya satu bulan lagi untuk mengumumkan pemenangnya.
Beberapa perusahaan yang sudah mengajukan tawarannya antara lain Verizon, YP Holdings, TPG, dan kelompok investor gabungan dari Bain Capital dengan Vista Equity Partners.
Jumlah 10 perusahaan ini lebih sedikit dibandingkan laporan sebelumnya yang menyebutkan ada lebih dari 40 perusahaan yang tertarik membeli Yahoo.
CEO Yahoo Marissa Mayer mengatakan bahwa penjualan bisnis Yahoo adalah menjadi prioritas utama mereka saat ini. Dan dia mengaku setiap hari bertemu berbagai pihak yang terlibat dalam proses penjualan.
Tapi sayangnya saat diminta untuk memberikan informasi yang lebih detail tentang proses penawaran itu, dia menolak untuk memberikan keterangan.
“Dalam rangka untuk melindungi integritas dari proses penjualan, kami tidak akan memberikan komentar apapun terkait proses penjualan, baik itu soal waktu dan juga tawaran-tawaran yang sudah masuk,” ujar CEO cantik itu.
Sebelumnya, Yahoo sudah santer diberitakan mengalami kesulitan mempertahankan berbagai lini bisnisnya. Selama tiga tahun terakhir, Yahoo berjuang untuk dapat keluar dari krisis yang membelitnya. Namun usaha itu gagal, meski telah membajak Mayer dari Google.
Pada akhirnya, Yahoo memutuskan untuk menjual bisnis inti, termasuk web, karena mendapat tekanan dari para investornya. Masuknya investor baru diharapkan bisa mengangkat kembali bisnis Yahoo yang sempat berjaya beberapa tahun lalu. [HBS]