Telset.id,Jakarta-CEO Facebook Mark Zuckerberg mengklaim jika teknologi Artificial Intelligence (AI) Facebook semakin pintar memantau konten negatif. Hasilnya mereka bisa lebih cepat menghapus konten-konten yang memberikan dampak buruk bagi pengguna.
Dilansir Telset.id dari Asia One pada Jumat (15/11/2019), Zuckerberg menjelaskan jika Facebook telah banyak berinvestasi miliaran dollar untuk mengembangkan teknologi AI yang pintar, menemukan konten terlarang. Selain itu Facebook juga telah memiliki lebih dari 35.000 orang yang bekerja di bidang keselamatan dan keamanan.
Hasilnya pun sangat positif. Ketika melakukan deteksi, tingkat akurasi teknologi AI Facebook telah mencapai 80%, atau terbesar selama 2 tahun terakhir. Bahkan hampir semua materi yang dideteksi adalah materi yang tidak dilaporkan oleh pengguna.
{Baca juga: AI Facebook Bisa “Sembunyikan” Anda dari Sistem Pengenalan Wajah}
“Upaya kami membuahkan hasil. Sistem yang kami bangun untuk mengatasi masalah ini lebih maju,” kata Zuckerberg saat menjelaskan laporan terakhir perusahaan.
Misalnya saat kasus penembakan di Christchurch, Selandia Baru pada Maret 2019. Ketika itu Facebook mampu memblokir jutaan video serangan tersebut dengan tingkat akurasi hingga 95%. Hal ini tidak terlepas dari kehebatan teknologi AI Facebook dan 350 pakar terorisme yang bekerja untuk Facebook.
“Ini adalah sebagian kecil dari konten di Facebook dan Instagram, dan kami menghapus banyak dari itu sebelum ada yang melihatnya,” tambah Zuckerberg.
Zuckerberg mengakui jika tidak mudah melatih teknologi AI agar pintar mendeteksi konten telarang. Menurutnya pidato kebencian lebih sulit dideteksi daripada konten gambar atau video karena konten linguistik memerlukan konteks agar bisa dipahami betul pesan yang disampaikan.
{Baca juga: Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid Selandia Baru}
Terakhir Facebook berencana untuk membawa teknologi tersebut di platform Instagram. Tujuannya untuk menyaring konten yang mendorong orang-orang untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri. Pasalnya konten-konten terlarang yang tersebar di Instagram akan memberikan dampak buruk bagi pengguna. [NM/IF]