Telset.id, Jakarta – CEO Twitter Jack Dorsey, dikabarkan batal tinggal di Afrika. Ia mempertimbangkan rencana untuk menghabiskan waktu selama enam bulan di benua itu. Bahkan, bos Twitter itu menyebutnya sebagai sebuah kesalahan.
“Saya telah menyusun rencana. Namun, wabah virus corona atau Covid-19 dan beberapa hal membuat saya perlu untuk mengevaluasi lagi rencana tersebut,” kata Dorsey di akun Investor Relations Twitter.
{Baca juga: Ini Dia 10 Tagar Paling Populer di Twitter 2019}
Sayang, Dorsey tidak menyebut apa yang dimaksud dengan “beberapa hal”. Yang jelas, cuitan itu muncul beberapa hari setelah investor Paul Singer secara tegas ingin menyingkirkan Dorsey dari kursi CEO Twitter.
Di antara keprihatinan utama Singer, dikutip lagi oleh Telset.id dari New York Post, Jumat (6/3/2020), adalah perhatian Dorsey yang terbagi karena perannya sebagai CEO di Twitter dan perusahaan Square.
Lebih-lebih, pertumbuhan saham Twitter beberapa tahun terakhir kalah dibanding para pesaing. Dorsey juga menghabiskan beberapa minggu pada Oktober dan November 2019 untuk tur ke Ethiopia, Ghana, dll.
{Baca juga: Akun Remaja Ini jadi “Centang Biru” Usai Tipu Twitter}
Sebelumnya, saham Twitter melonjak hampir sembilan persen pada Senin (02/03) waktu setempat, setelah laporan muncul bahwa aktivis investor Paul Singer ingin lengserkan bos Twitter, Jack Dorsey.
Elliott Management milik Singer telah mengucurkan dana USD 1 miliar atau setara Rp 14,2 triliun untuk membeli saham Twitter. Empat direkturnya direkomendasikan ke dewan Twitter untuk menggantikan peran Dorsey di perusahaan.
Jack Dorsey, yang sekarang berusia 43 tahun, tidak hanya menjabat sebagai bos Twitter. Ia juga mengelola Square, perusahaan pembayaran senilai USD 36 miliar atau setara Rp 513 triliun. Square didirikan oleh Dorsey dan temannya.
Di atas tugas sebagai CEO ganda, Dorsey telah memberi sinyal via cuitan di Twitter pada November 2019 lalu kepada direksi di Elliott. Dorsey ingin piknik di Afrika selama tiga sampai enam bulan mulai pertengahan 2020 mendatang.
{Baca juga: Diguyur Dana Rp 14,2 Triliun, Twitter Segera “Tendang” Sang Bos}
Dorsey sebelumnya mencuit bahwa Afrika akan menentukan masa depan Twitter. Ia ingin perusahaan memiliki tenaga kerja global. “Kami akan berusaha untuk menjadi tenaga kerja yang lebih terdistribusi,” ujarnya.
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, para investor berang mengetahui cuitan Dorsey. Apalagi, saham Twitter tumbuh stagnan sejak Dorsey mengambil peran pada 2015.
Twitter saat ini bernilai hampir USD 28 miliar atau Rp 399 triliun, sedangkan Facebook memiliki kapitalisasi pasar hampir USD 550 miliar atau Rp 7.839,3 triliun. Para eksekutif Twitter bertemu dengan Elliott minggu lalu, membahas nasib sang bos. [SN/HBS]