JAKARTA – Peluang Sony untuk semakin menguasai pasar sensor kamera semakin besar, setelah berhembus kabar bahwa raksasa elektronik asal Jepang itu akan mengakuisisi unit bisnis sensor kamera Toshiba.
Rumor tentang rencana akuisisi ini sudah tersebar luas. Sony bahkan disebutkan siap menggelontorkan uang sebesar 20 miliar yen atau sekitar USD 161 juta untuk mengakusisi unit bisnis sensor kamera milik Toshiba.
Menurut laporan dari Bloomberg, penjualan ini merupakan bagian dari rencana restrukturisasi yang tengah dijalankan Toshiba pasca terungkapnya skandal penyimpangan laporan akuntansi perusahaan elektronik terkemuka asal Jepang itu.
Seperti diketahui, Toshiba mengalami tekanan untuk menaikkan uang kas perusahaan yang jeblok akibat kesalahan dalam pencatatan akuntansi di perusahaannya, sehingga keuntungan perusahaan terpotong sebesar USD 1,3 miliar dalam kurun waktu 7 tahun.
Akibat skandal penggelembungan laba tersebut, Toshiba berencana akan melakukan restrukturisasi mulai awal tahun ini. CEO Toshiba, Mashasi Muromachi yang menggantikan Hisao Tanaka yang mundur pasca skandal tersebut memang berjanji akan melakukan restrukturisasi pada bisnis dengan margin yang lebih rendah.
Kabar akuisisi ini memang masih sebatas rumor. Karena hingga berita ini ditulis, belum ada sesuatu yan diputuskan oleh pihak Toshiba. Begitupun dari pihak Sony belum mau memberikan komentar.
Terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, namun rencana pembelian unit bisnis sensor kamera milik Toshiba ini akan lebih mengukuhkan hegemoni Sony di pasar sensor kamera. Saat ini Sony menguasai 40% pangsa pasar bisnis sensor kamera di tahun 2014.
Pendapatan Sony dari bisnis sensor kamera mencapai USD 8,7 miliar di tahun 2014. Besarnya pendapatan yang diraup Sony dari bisnis ini tak bisa dilepaskan dari banyaknya pabrikan ponsel yang menggunakan teknologi sensor image CMOS milik Sony. Bahkan nama-nama besar seperti Apple dan Samsung menjadi pelanggan tetap Sony.
Bisnis Sony di ranah sensor kamera bahkan diprediksi akan semakin besar, karena pasar di segmen ini diperkirakan akan tumbuh menjadi USD 12 miliar di tahun 2019, dengan prediksi penjualan meningkat hingga 62% menjadi 1,5 triliun yen dalam 3 tahun ke depan.[HBS]