Shenzhen – Selain mengandalkan bisnis utamanya sebagai operator telekomunikasi, Smartfren Telecom kini mulai semakin serius mengembangkan handset dengan brand Andromax, hasil kerjasamanya dengan pabrikan asal China, Hisense.
Smartfren kini menjadi satu-satunya operator di Indonesia yang mengeluarkan perangkat ponsel dengan merek sendiri. Andromax terbilang sukses dipasaran sejak pertama kali diluncurkan ke pasar ponsel Tanah Air tahun 2011 lalu.
“Sejak pertama merilis seri Andromax tahun 2011 lalu, responnya sangat bagus, terbukti hingga tahun 2012 lalu kami telah menjual total sekitar 1,5 juta unit Andromax untuk semua seri,” kata Sukaca Purwokardjono, Head of Smartphone Smartfren kepada telsetNews di acara ‘Smartfren-Hisense Media Visit’ di Shenzhen, China, Senin (11/11).
Untuk tahun ini, lanjut Sukaca, ditargetkan bisa menjual sekitar 1,3 juta unit. “Rata-rata sebulan kami bisa menjual sekitar 230 ribu unit, kami perkirakan di tahun 2013 ini kami bisa menjual total sekitar 1,3 juta unit untuk semua seri Andromax,” ungkapnya.
Operator CDMA ini sudah menggelontorkan 10 seri ponsel dan tablet Andromax, yakni Andromax 4, Andromax 3,5, Andromax tab 7, Andromax C, Andromax Tab 8.0, Andromax I, Andromax U, Andromax V-5, Andromax U New, dan yang terbaru Andromax Z.
Untuk memproduksi handset seri Andromax tersebut, Smartfren menggandeng pabrikan asal China, Hisense. Perusahaan yang memiliki pabrik perakitan di daerah Qingdao, China ini merupakan mitra Smartfren yang merakit sebagian seri Andromax. “Ada sekitar lima seri Andromax yang dirakit di pabrik Hisense di Qingdao,” jelas Sukaca.
Saat ditanya apakah Smartfren akan berencana membuka unit bisnis sendiri sebagai vendor ponsel dengan merek Andromax, Sukaca mengatakan masih belum ada rencana ke arah sana.
“Tapi kita lihat saja perkembangannya ke depan, kalau memang growth penjualan handsetnya bagus, tidak tertutup kemungkinan kita membuka unit bisnis sendiri untuk Andromax,” ujar Sukaca.
Menurut laporan riset IDC, di Indonesia kini ada tiga brand lokal yang memiliki growth penjualan handsetnya bagus, yakni Smartfren Andromax, Cross dan terakhir Mito.
Dia mengungkapkan, saat ini pangsa pasar Andromax di antara ponsel merek lokal lainnya mencapai 13 persen. “Tahun depan, kami berharap pangsa pasar Andromax bisa naik menjadi 15 persen,” imbuhnya.
Sukaca mengungkapkan kesuksesan Andromax adalah karena bisa memenuhi keinginan pasar pengguna di Indonesia yang berharap bisa memiliki ponsel dengan fitur dan spesikasi mumpuni, tapi harganya masih terjangkau kantong.
“Konsumen Indonesia itu kebanyakan hanya ingin membeli handset antara Rp 1,5 juta hingga 2,5 juta, tapi sudah dapat fitur dan spesifikasi yang cukup bagus. Nah, itu mereka bisa dapatkan dalam Andromax,” jelasnya.
Namun, menurutnya, bundling ponsel ataupun tablet yang dijalankan Smartfren saat ini lebih sebagai salah satu strategi untuk memperkuat ekosistem handset CDMA, bukan melulu untuk mengejar untung dari jualan handset.
“Kami bisa menikmati ARPU (average usage per user) yang cukup tinggi dari suksesnya penjualan Andromax, yakni rata-rata ARPU untuk pengguna data kami sekitar Rp 35 ribu. Sementara kalau ARPU blended (campuran voice dan SMS) sekitar Rp 16 ribu di Q2 2013,” paparnya.
Selain itu, tambah Sukaca, pelanggan Smartfren tergolong loyal, karena churn rate di bawah 1%. Sementara growth pelanggan hingga Q2 2013 mencapai 30-40 persen, dimana total jumlah pelanggan Smartfren hingga Q2 2013 sebanyak 12,3 juta pelanggan, dengan jumlah pelanggan Data sekitar 4,1 juta.
“Tahun 2013 ini kami targetkan total jumlah pelanggan kami menjadi 14-15 juta pelanggan,” pungkas Sukaca optimis.[HBS]