“Silicon Valley Timur” Mendapat Tuah Perang Dagang AS-China

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kawasan Silicon Valley Timur atau “Silicon Valley of the East” mendapatkan keuntungan dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sebagai contoh, perusahaan bernama Hotayi Electronic yang bermarkas di Malaysia yang mengalami lonjakan signifikan.

Sang pemilik, bernama Lee Hung Lung pada awalnya menolak tekanan untuk pindah ke China. Maklum, pabrik yang memproduksi dan memasang papan sirkuit serta elektronika itu kehilangan kilaunya gegara China.

Lee Hung Lung tetap mempertahankan pabriknya, yang punya banyak pegawai, sambil membertimbangkan langkah ekspansi dan selektif dalam menerima pesanan.

{Baca juga: Terdakwa Profesor China Pencuri Teknologi Protes Hakim AS}

Penantian Lee Hung Lung untuk mempertahankan pabrik berusia 47 tahun yang berlokasi di negara pantai Penang, yang dulu disebut ” Silicon Valley Timur” itupun berbuah manis.

Sejak perang dagang antara dua sentra ekonomi terbesar di dunia, sebagian perusahaan AS mencari pabrik di luar China guna menghindari pembalasan pemberlakuan tarif, salah satu opsinya adalah Hotayi Electronic.

Menurut Reuters, seperti dikutip Telset.id, Senin (14/10/2019), Penang hanyalah satu daerah di Asia yang bersaing untuk rantai pasokan, pencarian lokasi baru, dan penetapan tarif yang lebih rendah. Industri di Penang pun unggul secara ekosistem.

Di kawasan untuk industri listrik dan elektronika tersebut, biaya tenaga kerja lebih murah daripada di Singapura. Faktor lainnya adalah Penang memiliki banyak semikonduktor dan produk elektronik lain buatan Malaysia yang tidak memberlakukan tarif 25 persen untuk China.

{Baca juga: Edan! Microsoft dan OpenAI Siap Kalahkan Manusia}

Pada Juni 2019 lalu, Hotayi Electronic membuka pabrik keduanya di area seluas 350 ribu meter persegi. Di sana, para karyawan menguji peralatan yang akan membantu proses produksi untuk sejumlah klien, termasuk Samsung, LG, dan Sharp.

“Sekitar 2007, saya menghadapi tekanan besar. Sebab, biaya tenaga kerja di China lebih murah 30 persen daripada Malaysia. Faktanya, sekarang, perang dagang telah membuat pelanggan berpindah dari China ke sini,” kata Lee Hung Lung. (SN/FHP)

Sumber: Reuters

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI