JAKARTA – Jika peretasan Sony Pictures Entertainment adalah sebuah permainan, maka bisa jadi firma keamanan cyber merupakan tersangka utama di balik peretasan masif tersebut. Beberapa minggu setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mendeklarasikan Korea Utara sebagai dalang peretasan, para peneliti masih belum mempercayainya. Mereka bahkan lebih curiga akan keterlibatan ‘orang dalam’ di drama peretasan ini.
Seperti dikutip dari Bloomberg, peneliti selain menuding mantan pegawai Sony sebagai dalang peretasan, juga mencurigai kriminal Rusia yang baru saja meretas Sony PlayStation. Yakni, Lizard Squad.
Memang tidak mudah menentukan siapa peretas utama dari drama Sony ini. Sebab penyerang bisa menyamarkan identitasnya dengan baik dan meninggalkan jejak atau pentunjuk palsu yang mengarah ke orang lain. Sony sendiri sudah sering jadi target peretasan, tetapi tetap saja penyimpanan dokumennya berantakan dan susah maju ke depan dengan memperkuat keamanannya.
Kevin Mandia, pendiri Mandiant, divisi FireEye yang melakukan investigasi peretasan Sony, mengatakan ada taktik yang tidak biasa digunakan oleh peretas pada umumnya dalam kasus ini.
Menurut dia, kemungkinan ada perbedaan besar yang terjadi dalam sebuah perusahaan yang mendorong terjadinya peretasan. “Tiap kali kami merespon sebuah insiden, sepertinya tidak ada seorangpun yang mengasumsikan bahwa insiden tersebut perbuatan orang dalam,” kata dia. “Saat ini pun, 99% asumsi mengatakan tidak ada keterlibatan orang dalam,” tambah dia.
Dalam kasus ini, beberapa reportase merefleksikan bahwa Sony sebenarnya tidak diretas oleh satu entitas tunggal. Kemungkinan ada beberapa pemain di balik peretasan tersebut. Sayangnya, Sony belum bersedia berkomentar mengenai estimasi banyaknya peretas ini sejak Federal Bureau of Investigation kukuh mengatakan Korea Utara sebagai dalang peretasan. (Ai/HZ)