Telset.id, Jakarta – Setelah menjual banyak sekali mobil dan menempatkannya satu di hampir semua rumah di Jepang, Toyota Motor Corp kini ingin melakukan hal serupa untuk robot-robotnya. Perusahaan asal Jepang ini ingin menempatkan setiap robotnya ke dalam setiap rumah di Jepang.
Toyota yang terkenal dengan perakitan otomatisnya, melihat di masa depan nanti akan ada robot di setiap rumah, membantu tugas manusia. Bahkan ke depan, robot akan menawarkan persahabatan di mana seperempat populasi di Jepang merupakan manula yang tinggal sendirian.
Mesin menjadi jauh lebih pintar dalam dekade terakhir ini, karenanya perusahaan pembuat robot pun berupaya membuat robot yang dapat melakukan hal-hal sederhana. Mulai dari mencuci atau membawa bahan makanan dan lainnya.
Namun, mereka mengalami masalah fisik dan dasar yang sama, semakin kuat dan semakin berat robot akan semakin berbahaya.
{Baca juga: Pekerjaan Manusia Digantikan Robot? Ini Tanggapan World Bank}
Untuk mewujudkan ambisinya ini, Toyota pun melakukan investasi sebesar US$ 29 miliar, untuk mendanai pusat penelitian kecerdasan buatan baru. Penemu terkemuka, Gill Pratt, memimpin proyek ini.
“Ini adalah perusahaan dengan begitu banyak sumber daya sehingga Anda tidak pernah dapat mengabaikannya,” kata Morten Paulsen, seorang analis CLSA Japan Securities Co yang berbasis di Tokyo, yang meliput industri robotika selama beberapa dekade.
Toyota telah bereksperimen dengan robot, sejak 2004, ketika meluncurkan humanoid yang bermain terompet dengan bibir, paru-paru dan jari-jari buatan yang dapat mengiringi orkestra manusia yang sebenarnya.
Sejak itu penelitian menjadi lebih praktis. Android terbaru Toyota, T-HR3, adalah sejenis avatar yang dapat dimanipulasi dari jarak jauh melalui kontrol yang dapat dikenakan, dengan kacamata penglihatan yang memungkinkan pengguna untuk melihat melalui mata kamera robot.
{Baca juga: Rumah Sakit Ini Pekerjakan “Suster Robot”}
Perangkat itu suatu hari bisa berfungsi sebagai lengan dan kaki untuk orang yang terbaring di tempat tidur, atau sebagai pengganti bagi relawan di zona bencana.
Pada 2015, perusahaan pembuat mobil ini menghabiskan satu miliar dolar untuk membuka Toyota Research Institute yang berfokus pada AI di Silicon Valley.
Tahun lalu, Toyota menyiapkan dana US$ 100 juta untuk berinvestasi dalam startup dan teknologi robotika baru. Setelah itu perusahaan merestrukturisasi divisi kemitraan robotnya untuk mempercepat pengambilan keputusan dan mempersingkat waktu pengembangan.
“Tiba-tiba ada tekanan internal untuk bergerak lebih cepat,” kata manajer senior Keisuke Suga dalam sebuah forum industri baru-baru ini di dekat markas besar pembuat mobil Toyota City.
Pada 2011, Toyota mendemonstrasikan sebuah mesin untuk mengangkat pasien masuk dan keluar dari tempat tidur, tetapi para insinyur hanya mengujinya pada sukarelawan yang sehat.
Begitu mereka menemukan bahwa orang tua dan lemah membutuhkan sentuhan yang lebih lembut, produk itu disimpan.
Tidak mudah bagi Toyota untuk mengembangkan robot. Tidak hanya persoalan teknis, kendala juga datang terkait peraturan.
Toyota pernah membuat skuter pribadi yang menyerupai Segway. Pada saat uji coba sangat meyakinkan, namun akhirnya terkendala oleh peraturan.
{Baca juga: Toyota Sumbang Dana Rp 1,4 Miliar untuk Simulator CARLA}
Di luar pabrik dan gudang Toyota, sebenarnya ada banyak kisah lain yang juga berharap mendapat kesuksesan dari industri robot. Boston Dynamics, sebuah perusahaan industri robot yang dirintis oleh para insinyur dari Massachusetts Institute of Technology, misalnya, telah menghabiskan lebih dari 12 tahun mengembangkan robot berkaki empat, tetapi masih belum membuktikan bahwa mereka dapat dikomersialkan.
Sebagian besar dari US$ 2,1 miliar yang dibelanjakan oleh konsumen tahun lalu untuk robot rumah tangga adalah untuk robot penyedot debu otomatis dan mesin pemotong rumput, dan bukan barang fiksi ilmiah.
Toyota mengatakan, kebutuhan perawatan lansia akan mengubah itu. Pembuat mobil mengilustrasikan poin dengan grafik yang menunjukkan piramida usia terbalik Jepang pada tahun 2050, ketika sepertiga pekerja lebih banyak orang tua dibandingkan hari ini. Sekitar 22 persen dari populasi dunia akan berusia sekitar 60 pada saat itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Human Support Robot (HSR) Toyota, adalah mesin yang dilihat para perancang mobil sebagai sebuah lompatan dari lab ke ruang keluarga. Robot yang setara dengan Corolla ini semuanya berfungsi dan tanpa embel-embel.
HSR pada dasarnya adalah lengan yang dapat ditarik di atas roda dengan layar video di atas dan dua mata kamera besar yang menampilkan wajah.
Robot ini memiliki berat hampir setengah lusin bola bowling, tetapi hanya bisa mengangkat muatan 1,2 kilogram, sekitar berat botol air ukuran sedang. Namun, sarat dengan perangkat lunak yang tepat, mesin dapat melakukan beberapa hal menarik.
Dalam sebuah demo pada musim gugur ini oleh mitra Toyota, sebuah startup AI yang disebut Preferred Networks Inc, robot tersebut dapat mengetahui di mana buku, pena, dan barang-barang lainnya berada di rak, dan membersihkan kamar yang berantakan.
Dengan menggunakan mata sensor dan penjepitnya, robot ini dapat mengatur sepasang sandal dengan rapi di lantai di samping satu sama lain, dengan kedua kaki menunjuk ke arah yang sama.
Ditanya kapan pembantu rumahannya akan tersedia bagi konsumen, Toyota belum mau membeberkan. Tetapi adviser Toyota, Masanori Sugiyama, yang juga mantan manajer dalam program robot ini, mengatakan HSR siap ditempatkan di rumah sakit dan di rumah dalam dua atau tiga tahun ke depan.
Robot ini dapat melakukan tugas-tugas sederhana seperti merapikan atau mengantarkan makanan. Untuk robot dengan keterampilan yang lebih lengkap, kemungkinan akan lebih lama.
“Mereka harus bisa memahami apa yang dipikirkan orang dan memiliki empati.Idenya adalah agar robot menjadi teman,” kata Sugiyama. [BA/IF]