Telset.id, Jakarta – NetApp Indonesia membeberkan beberapa hal yang menjadi hambatan perusahaan ketika ingin melakukan transformasi digital. Menurut perusahaan teknologi tersebut, ada dua hambatan transformasi digital, yakni sumber daya manusia atau SDM dan proses.
Hal ini diungkapkan oleh Ahmad Ubaidillah, Technical Consultant NetApp Indonesia. Dijelaskannya, dua hal tersebut menjadi hambatan karena cukup sulit untuk merubahnya.
Hal ini bisa terjadi pada perusahaan besar yang memiliki banyak karyawan. Namun bagi perusahaan menengah dengan jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak, transformasi digital dinilai akan lebih mudah dilakukan.
{Baca juga: Survei: Hanya 6 Persen Perusahaan Lakukan Transformasi Digital}
“Yang susah people (SDM) dan process. Kalau people ini artinya merubah cara kerja orang dan yang masih struggling adalah perusahaan besar,” ucap Ahmad, dalam temu media di Plaza Senayan Jakarta, Kamis (07/02/2019).
Sedangkan hambatan terkait proses, terjadi pada sikap perusahaan untuk melakukan transformasi digital. Biasanya, mereka akan mempertimbangkan untung rugi sebelum melakukan transformasi di perusahaannya.
“Biasanya perusahaan akan menghitung dana. Mereka akan melihat keuntungan atas investasi yang akan dilakukan dengan beberapa pertimbangan,” tambahnya.
{Baca juga: Rudiantara: Kunci Transformasi Digital adalah Mengubah Pola Pikir}
Walaupun begitu, Ia menilai jika transformasi ini harus dilakukan oleh perusahaan. Sebab, perusahaan akan lebih mudah dalam beroperasi atau bekerja, misalnya saja seperti mengakses data. Selama ini, jika menggunakan layanan penyimpanan yang konvensional, para karyawan harus ke kantor karena data ada disana.
Tetapi jika melakukan transformasi digital, maka perusahaan bisa menggunakan jaringan cloud computing seperti yang bisa lebih mudah diakses dimanapun dan kapanpun.
“Maunya kan kita itu, data bisa diakses dimanapun dan kapanpun,” katanya.
{Baca juga: Transformasi Digital Kunci Sukses Para Pelaku Bisnis}
Selain dari sisi internal perusahaan, transformasi juga harus dilakukan secara bisnis antara perusahaan dengan pihak konsumen. Misalnya, terkait perusahaan retail yang mulai banyak menutup toko fisiknya akibat banyak pembeli yang beralih dengan membeli barang-barang secara online.
“Yang bertransformasi sekarang adalah yang berbasis online karena dia bisa memberikan consumer experience yang bagus ketimbang toko-toko retail. Untuk itu perusahaan harus melakukan modernisasi” tutupnya. (NM/FHP)