Telset.id, Jakarta – Ingat bola api atau meteorit yang muncul di atas langit St Louis, Amerika Serikat, awal pekan ini? Maine Mineral and Gem Museum bersedia membayar Rp 352 juta bagi orang yang bisa menemukan potongan batu meteorit Missouri itu.
Bola api yang disaksikan oleh orang-orang di seluruh negara bagian Missouri tersebut terekam video dari berbagai sudut. Beratnya diyakini sekitar 220 pound atau 99,8 kilogram. Ukurannya sebesar bongkahan sampah antariksa.
{Baca juga: Misi NASA dan ESA Selamatkan Bumi dari Ancaman Asteroid Raksasa}
Dalam siaran pers, seperti dikutip Telset dari New York Post, Selasa (19/11/2019), museum itu siap membayar USD 25.000 atau sekira Rp 352 juta kepada siapa saja yang dapat menemukan sebuah fragmen dari meteor Missouri.
“Sekarang kesempatan bagus untuk memiliki sampel bola api yang terlihat sebulan lalu. Benda tersebut jatuh 50 kilometer dari timur laut Columbia. Kami minta bantuan untuk menemukannya,” Barbra Barrett, direktur museum.
Pengumuman itu terdengar mengasyikkan. Namun, sebelum mengambil senter dan sekop serta menghabiskan seminggu untuk mencarinya, ketahuilah bahwa tidak ada yang yakin ada meteorit bisa selamat sampai ke Bumi.
Saat memasuki atmosfer Bumi, batu luar angkasa mengalami gesekan luar biasa dan menghasilkan panas. Meteor kemudian akan terbakar saat jatuh ke permukaan. Jadi, kecil kemungkinan ada orang yang bisa menemukannya.
{Baca juga: Ilmuwan Ungkap Ukuran Bulan Mulai Menyusut}
Sekadar informasi, bola api terlihat melesat melintasi langit malam di atas St Louis pada 11 November 2019 lalu. Pemindai lalu lintas menerima banyak laporan tentang “cahaya terang dan ledakan” dari Troy sampai St Peters.
Meteorit yang jatuh ke Bumi memang cukup banyak. Bahkan beberapa di antaranya masih misterius. Seperti misalnya meteorit yang ditemukan di tepi jalan di Australia ternyata mengandung mineral yang belum pernah dilihat sebelumnya di alam.
Meteorit berwarna merah dan hitam itu ditemukan di luar kota Wedderburn di Australia Selatan pada tahun 1951. Sejak saat itu, para ilmuwan telah mencoba mengurai rahasia di balik batu dari luar angkasa tersebut.
Baru-baru ini, seorang peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) telah memindai potongan batuan luar angkasa 210g dan menemukan mineral di dalamnya.
{Baca juga: Astronot Potret Badai Petir dari Stasiun Luar Angkasa}
Mereka memberi nama mineral ini “edscottite”, sebagai penghargaan kepada Edward Scott, seorang kosmokimia perintis di Universitas Hawaii.
Edscottite, yang merupakan bentuk langka dari mineral besi-karbida, diproduksi selama peleburan besi. Namun, ini adalah pertama kalinya ditemukan di alam. [SN/HBS]