Telseet.id – Trend mobil otonom atau kendaraan tanpa pengemudi terus berkembang pesat, terutama di wilayah California, Amerika Serikat. Setelah Tesla meluncurkan robotaxi-nya di Warner Bros Studios, Burbank, dan Waymo yang sudah lama beroperasi di jalanan California, kini startup asal Inggris, Wayve, turut meramaikan pasar ini. Dilansir dari informasi yang diumumkan oleh perusahaan, Wayve baru-baru ini menguji coba sistem AI untuk robotaxi di jalanan San Francisco dan Bay Area.
Ekspansi Wayve dan Dukungan Dana Lebih dari $1 Miliar
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Wayve, startup ini menerima pendanaan sebesar lebih dari $1 miliar atau sekitar Rp15 triliun (dengan kurs $1 = Rp15.000). Pendanaan besar ini dipimpin oleh Softbank, serta turut melibatkan nama-nama besar seperti Microsoft dan Nvidia. Dukungan dana yang besar ini menjadi pendorong utama bagi Wayve dalam mengembangkan teknologi kendaraan otonom yang berfokus pada pembelajaran mesin (machine learning) berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung berbagai fitur bantuan pengemudi dan otomasi.
Baca Juga : Mobil Pintar Google Sekarang Dijuluki “Waymo”
Selain itu, perusahaan teknologi Uber juga menyatakan akan memberikan dukungan finansial tambahan untuk pengembangan teknologi Wayve. Menurut CEO Wayve, Alex Kendall, pengujian teknologi mereka di lingkungan nyata seperti San Francisco akan mendukung perluasan AI perusahaan yang kini beroperasi di dua benua.
Perbedaan Teknologi Wayve dan Tantangan di Industri
Wayve menggunakan pendekatan AI berbasis pembelajaran, mirip dengan teknologi Full-Self Driving (FSD) yang dikembangkan oleh Tesla. Namun, berbeda dengan Waymo yang mengandalkan kombinasi sensor lidar, kamera, radar, dan sistem peta yang sudah dipetakan sebelumnya, teknologi Wayve lebih bergantung pada kecerdasan buatan untuk membantu pengambilan keputusan di jalan. Meski begitu, seperti halnya Tesla, sistem Wayve tetap memerlukan pengawasan dari pengemudi sebagai langkah antisipasi untuk memastikan keamanan dalam berkendara.
Regulasi Ketat dan Pengakuan Terbatas di AS
Kendaraan tanpa pengemudi masih menghadapi banyak tantangan, terutama di bidang peraturan dan keamanan. Di Amerika Serikat, Waymo saat ini menjadi satu-satunya perusahaan yang sudah mendapat izin untuk mengoperasikan kendaraan tanpa pengemudi. Mereka telah memenuhi berbagai persyaratan ketat dari regulator, termasuk penggunaan radar, lidar, serta sistem peta pra-mapped yang detail. Di sisi lain, teknologi Wayve dan Tesla masih berada pada tahap yang memerlukan supervisi, sehingga belum sepenuhnya dapat diklasifikasikan sebagai otonom tanpa intervensi pengemudi.
Peluang Masa Depan dan Pengembangan Teknologi Otonom
Ekspansi yang dilakukan oleh Wayve ke Silicon Valley dengan membuka kantor baru juga memperlihatkan keseriusan perusahaan untuk memperluas penetrasi di pasar Amerika. Saat ini, teknologi kendaraan otonom di AS didominasi oleh Tesla dan Waymo, namun dengan adanya dukungan investasi yang besar, Wayve berpeluang menjadi pesaing kuat dalam waktu dekat.
Baca Juga : Mobil Otonom Google Bisa Kenali Suara Sirine Ambulans
Wayve bukanlah pemain baru di industri ini. Mereka telah melakukan pengujian teknologi mobil otonom di Inggris sejak tahun 2018 dan kini ingin memanfaatkan momentum tren kendaraan otonom di California. Meskipun berbagai kecelakaan yang melibatkan robotaxi, seperti insiden di San Francisco yang membuat layanan Cruise dari General Motors dihentikan sementara, Wayve percaya bahwa teknologi berbasis AI miliknya mampu bersaing di pasar mobil otonom yang semakin kompetitif.
Sebagai kesimpulan, Wayve membawa warna baru di dunia mobil otonom dengan teknologi berbasis AI yang berbeda dari pemain lama. Dengan pendanaan besar dan dukungan dari investor ternama, masa depan mobil otonom tampaknya akan semakin penuh inovasi yang mengutamakan keamanan dan efisiensi di jalan raya.