Telset.id, Jakarta – Tim ilmuwan di Amerika Serikat (AS) mengembangkan tes darah berteknologi AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan untuk mencari tanda-tanda kanker paru-paru.
Sistem tersebut bisa menggantikan CT scan sebagai langkah skrining lini pertama untuk pasien kanker paru-paru. Tes darah temuan itumencari DNA tumor yang bersirkulasi dalam darah seseorang.
Baca juga: Teknologi AI Bisa Tangkal Pandemi Virus di Masa Depan?
Biayanya jauh lebih murah daripada CT scan yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis kanker paru-paru. Temuan tersebut sangat menjanjikan dan akan menjadi senjata ampuh melawan kanker mematikan.
Menurut laporan New York Post, dikutip Telset.id, Senin (30/3/2020), peneliti dan dokter medis tahu bahwa DNA kanker yang bersirkulasi dalam darah pasien dapat berfungsi sebagai alat diagnosis penyakit.
Namun, menugaskan teknisi medis dengan memburu titik-titik kecil kanker yang mengalir melalui darah tidaklah realistis. Kecerdasan buatan, di sisi lain, dapat melakukannya lebih mudah daripada manusia.
Dalam pengujian awal, para peneliti menemukan bahwa sistem baru tes darah berteknologi AI mampu mengidentifikasi kanker paru-paru stadium 1 seorang pasien dengan akurasi 63 persen. Artinya, sistem masih butuh penyempurnaan.
Baca juga: Teknologi AI Bisa Prediksi Resiko Kematian karena Jantung
Asal tahu saja, tingginya biaya CT scan membuat banyak pasien kanker paru-paru yang potensial tidak dites sama sekali. Karenanya, temuan ini bisa menjadi pilihan skrining untuk menyelamatkan banyak nyawa. [SN/HBS]