Telset.id, Jakarta – Robot Smart Tissue Autonomous Robot (STAR) buatan peneliti dari Universitas John Hopkins, Amerika Serikat, berhasil melakukan tindakan operasi bedah tanpa bantuan manusia untuk pertama kalinya.
Robot ini sukses melakukan operasi usus lubang kunci pada 4 ekor babi tanpa bantuan manusia.
“STAR adalah sistem robotik pertama yang dapat merencanakan, mengadaptasi, dan melaksanakan rencana bedah di jaringan lunak dengan intervensi manusia yang minimal,” kata salah satu peneliti Hamed Saeidi, dikutip Telset dari Engadget pada Sabtu (29/1/2022).
Baca juga: China Kerahkan “RoboCop” untuk Tumpas Kejahatan
Perlu diketahui kalau operasi usus lubang kecil atau laparoskopi adalah operasi yang sulit. Dibutuhkan kemampuan untuk memanipulasi dan menjahit usus dan organ lain melalui sayatan kecil.
Teknik yang selama ini hanya bisa dilakukan oleh dokter bedah yang ahli, karena membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan tingkat kesalahan yang minim. Lantas bagaimana robot berbasis AI tersebut bisa melakukannya?
Robot STAR dilengkapi dengan alat penjahit khusus dan sistem pencitraan canggih, yang dapat memberikan visualisasi yang sangat akurat ketika melakukan tindakan bedah.
Profesor John Hopkins, Jin Kang menjelaskan kalau STAR didukung oleh teknologi endoskopi 3 dimensi berbasis cahaya struktural dan algoritma pelacakan berbasis pembelajaran mesin, sehingga mampu melakukan operasi laparoskopi dengan baik.
“Kami percaya sistem visi mesin 3 dimensi yang canggih sangat penting dalam membuat robot bedah cerdas lebih cerdas dan lebih aman,” jelasnya.
Baca juga: Penampakan Robot Guru di Korea Utara
Dari hasil uji coba yang dilakukan robot STAR, peneliti lainnya yakni Axel Krieger menyatakan kalau di masa depan operasi bedah dengan bantuan robot bisa menjadi pilihan karena robot dapat melakukannya dengan lebih akurat.
“Anastomosis robotik adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa tugas bedah yang membutuhkan presisi tinggi dan pengulangan dapat dilakukan dengan lebih akurat dan presisi pada setiap pasien terlepas dari keterampilan ahli bedah,” klaimnya.
“Kami berhipotesis bahwa ini akan menghasilkan pendekatan bedah yang demokratis untuk perawatan pasien dengan hasil pasien yang lebih dapat diprediksi dan konsisten,” tambahnya. (NM/MF)