Telset.id, Jakarta – Hasil riset Ericsson ConsumerLab bertajuk 10 Hot Consumer Trends 2030, memberikan gambaran kepada kita bagaimana tren teknologi 2030, dimana Internet bisa dikendalikan pikiran dan panca indra kita.
Laporan Ericsson tentang tren teknologi 2030 ini mengatakan, konsumen berharap di masa depan, teknologi internet dikendalikan pikiran atau panca indera manusia, yakni lewat rasa, bau, sentuhan, penglihatan dan suara.
{Baca juga: Gadget di Masa Depan Bisa Dikontrol Tanpa Disentuh}
Ericsson merilis laporan berdasarkan survei pengguna awal yang menganggap tren teknologi 2030 ini akan bisa mengendalikan atau dioperasikan gadget dengan panca indra.
Laporan Ericsson ConsumerLab mengungkapkan bahwa konsumen berharap di tahun 2030 mendatang, mereka akan akan menggunakan panca indra mereka (rasa, bau, sentuhan, penglihatan dan suara) untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara online melalui teknologi.
Teknologi-teknologi tersebut sudah mulai diterapkan di berbagai use cases oleh perusahaan teknologi di era 4G saat ini, seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Inovasi teknologi ini akan semakin canggih di era 5G.
Hasil penelitian Ericsson Research memprediksi, bahwa kecanggihan teknologi ditandai dengan kemampuan internet dalam merepresentasikan panca indra manusia. Saat ini teknologi internet sudah bisa berinteraksi dengan dua panca indra, yakni penglihatan dan suara.
Tapi menurut laporan Ericsson ConsumerLab, bahwa teknologi akan memungkinkan internet yang sepenuhnya dikendalikan indrawi pada 2025, dan bisa memiliki kemampuan berkomunikasi secara digital melalui pikiran di tahun 2030.
{Baca juga: Pertama di Dunia, “Robot AI” Jadi Pembaca Berita TV di China}
Saat kita melangkah lebih jauh ke dalam sistem sensorik digital dengan panca indra kita, maka garis antara dunia digital dan dunia nyata akan benar-benar memudar, alias seperti tanpa sekat atau batasan.
Survei ini dilakukan secara online pada penduduk di Jakarta, Singapura, Bangkok, Sydney, Delhi, Shanghai, Tokyo, London, Moskow, Stockholm, Mexico City, San Francisco, New York, São Paulo, dan Johannesburg pada Oktober 2019, serta mewakili 46 juta pengguna awal teknologi.
Sampel terdiri dari setidaknya 500 responden dari setiap kota (total 12.590 responden dihubungi, dari mereka 7.608 memenuhi syarat), berusia 15-69 tahun.
Mereka merupakan pengguna teknologi teknologi AR, VR, dan kecerdasan buatan atau AI, maupun mereka yang bermaksud menggunakan teknologi tersebut di masa mendatang.
Meski ada beberapa teknologi yang diharapkan oleh konsumen ini tampak terlalu mengada-ada, tapi ada juga teknologi yang diharapkan cukup mungkin benar-benar bakal hadir di masa depan.
Nah, berikut ini tren teknologi 2030 berdasarkan hasil survei 10 Hot Consumer Trends tahun 2030 yang Telset.id kutip dari laporan Ericsson ConsumerLab tentang tren teknologi di masa depan:
Otak akan jadi User Interface
Diperkirakan bahwa pada tahun 2030 nanti, teknologi diatur untuk menanggapi pikiran manusia dan bahkan mampu membagikannya kepada orang lain.
Ketika otak manusia dapat bertindak sebagai interface, maka keyboard, mouse, game controller, dan user interface perangkat digital lainnya menjadi tidak berguna. Pengguna hanya perlu memikirkan suatu perintah, dan itu akan terjadi.
{Baca juga: Di Masa Depan, Update Status di Facebook Hanya Pakai Pikiran}
Suara akan dikontrol secara digital
Pelanggan pun berharap untuk memiliki kendali penuh tidak hanya atas apa yang mereka dengar tetapi juga apa yang orang lain dengar dari mereka.
Di masa depan, mereka berharap dapat lebih mengendalikan bagaimana suara mereka dapat diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun. Lebih dari 70% responden berharap untuk memiliki earphone yang mampu menerjemahkan bahasa secara otomatis dan sempurna.
Alat “Pengubah Rasa” Digital
Lebih dari 40% responden meyakini bahwa menempatkan perangkat di mulut akan secara digital meningkatkan rasa makanan. Dengan demikian, makanan apapun akan terasa seperti yang manusia inginkan.
Hal ini dapat berdampak besar pada kesehatan dan diet manusia, sebab memungkinkan mereka untuk mengonsumsi makanan sehat, namun terasa layaknya masakan buatan restoran bintang lima.
{Baca juga: Samsung Ancang-ancang Garap Mobil Otonom 5G}
Meski teknologi seperti ini mungkin saja bisa diciptakan, tapi menurut kami teknologi ‘pengubah rasa’ ini agak absurd alias mengada-ada.
Aroma Digital
Aroma merupakan sensasi fisik yang memengaruhi manusia secara langsung dan mendalam. Saat ini, pengalaman berbelanja daring belum melibatkan kemampuan mencium bau.
Namun pelanggan memperkirakan indra penciuman manusia akan menjadi bagian penting dari internet pada tahun 2030, dengan 47 persen memprediksi data penciuman akan tersedia bagi perusahaan untuk digunakan secara komersial.
Semuanya akan dengan Sentuhan
Tren teknologi 2030 berikutnya terkait kemampuan merasakan tekstur digital di masa depan mungkin akan semakin melampaui batas-batas layar smartphone, yang sudah kita jumpai saat ini.
Faktanya, enam dari 10 responden memperkirakan perangkat wristband akan dapat menstimulasi saraf sehingga manusia bisa merasakan obyek secara digital pada tahun 2030.
Merged Reality
Tren teknologi 2030 selanjutnya mengungkapkan bahwa separuh responden membayangkan perbedaan antara realitas fisik dan digital akan hampir sepenuhnya hilang.
Pengalaman visual gabungan (merged visual) pertama diprediksi akan terjadi pada industri gaming terlebih dahulu. Lebih dari tujuh dari 10 responden meyakini dunia game VR akan sulit dibedakan dari realitas fisik.
Tidak Ada Batasan Dunia maya dan Nyata
Melanjutkan poin sebelumnya, separuh pelanggan meyakini bahwa pada tahun 2030, internet yang sepenuhnya indrawi akan semakin canggih hingga ke titik di mana realitas fisik dan digital akan berbaur menjadi satu.
Pada saat hal ini menjadi kenyataan, maka teknologi akan dapat meniru dan memanipulasi indra manusia.
Konsep Privasi hampir Tidak Ada
Pelanggan percaya bahwa teknologi face recognition akan semakin populer digunakan dimana-mana, hingga konsep privasi hampir tidak ada lagi.
Dengan demikian, setengah dari responden dalam studi tersebut mengharapkan adanya undang-undang data digital yang mengatur penggunaan data publik dan pribadi dengan jelas, sehingga masalah privasi tidak lagi ada.
Semua Serba Digital, kurangi Polusi Bumi
Sebanyak enam dari 10 responden meyakini bahwa layanan internet yang sepenuhnya indrawi memungkinkan manusia untuk beraktifitas secara digital, seolah-olah berada dimana saja.
Kemampun itu bisa membuat kehidupan manusia di Bumi menjadi lebih baik, karena dapat menghemat waktu serta membantu menyelamatkan Bumi dari ancaman polusi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor.
Layanan Sensasional
Dalam studi ini, pelanggan memperkirakan bahwa pada dasawarsa berikutnya, suara dan penglihatan digital yang dilengkapi dengan sentuhan, rasa, penciuman, dan lainnya.
Hal itu akan mengubah pengalaman screen-based yang saat ini kita rasakan, menjadi pengalaman multi-indra yang secara praktik tidak dapat dipisahkan dari realitas fisik.
Lebih dari 40% responden mengaku ingin merasakan petualangan liburan digital yang melibatkan semua indra mereka, di mana manusia dapat membenamkan diri sepenuhnya di tempat dan periode waktu lain.
Saat konsumen melangkah lebih jauh ke dalam dunia sensorik digital ini, kita akan membutuhkan konektivitas sangat cepat, jeda waktu berbasis edge computing nyaris tidak kentara, dan otomatisasi canggih.
{Baca juga: Teknologi AI Bisa Tangkal Pandemi Virus di Masa Depan?}
Semua itu hanya dapat disediakan oleh teknologi generasi kelima alias 5G. Tidak seperti generasi sebelumnya, yang berfokus pada komunikasi antarpribadi dan kecepatan data, 5G akan sepenuhnya mengubah cara orang merasakan dan berinteraksi, cara masyarakat bekerja, dan kinerja bisnis.
Untuk itu, kerja sama antara industri, operator, pemerintah, dan pemangku kepentingan lain menjadi penting guna mempercepat penerapan 5G. [HBS]