Ilmuwan Ciptakan Software Pengenalan Wajah untuk Burung

Telset.id, Jakarta  – Para ilmuwan meniptakan software pengenalan wajah untuk burung. Perangkat lunak dengan kecerdasan buatan itu dapat membedakan setiap burung.

Teknologi facial recognition atau pengenalan wajah ini dilengkapi alat pembelajaran mesin dengan akurasi hingga 92 persen.

Seperti dilansir New York Post, alat itu juga diklaim sebagai sebuah perangkat pemantauan yang melekat di tubuh hewan yang tidak akan mengakibatkan stres.

{Baca juga: Polisi AS Pakai Sistem Pengenal Wajah Amazon}

Dikutip Telset.id, Rabu (29/7/2020), teknologi tersebut mirip dengan perangkat lunak untuk mengingat wajah di media sosial. Dan, baru kali pertama ini sebuah komputer dilatih untuk mengenali hewan berbulu.

Perusahaan seperti Facebook memiliki akses ke jutaan gambar dari orang yang berbeda yang secara sukarela ditandai oleh pengguna. Tetapi, memperoleh foto-foto hewan semacam itu sulit. Banyak penelitian serupa tak jalan.

Tim internasional mengatasi tantangan ini dengan membangun pengumpan dengan jebakan dan sensor kamera. “Kami menunjukkan bahwa komputer dapat secara konsisten mengenali lusinan burung,” kata penulis riset.

Populasi burung di seluruh dunia menghadapi sejumlah tekanan, ermasuk perubahan iklim, pertanian intensif, dan deforestasi. Pemanasan global telah berdampak signifikan terhadap peningkatanrisiko kepunahan.

{Baca juga: IBM Stop Garap Teknologi Pengenalan Wajah, Kenapa?}

Studi yang dipublikasikan dalam Methods in Ecology and Evolution tersebut melibatkan pengumpulan ribuan gambar burung berlabel. Setelah pemrograman, jaringan saraf berhasil mengidentifikasi lebih banyak objek.

Sistem pengenalan wajah sendiri masih menjadi perdepatan untuk digunakan pada manusia. Bahkan IBM telah menegaskan berhenti menggarap teknologi pengenalan wajah atau facial recognition.

CEO IBM, Arvind Krishna, telah mengirim surat kepada kongres, mengumumkan bahwa perusahaan telah keluar dari bisnis pengenalan wajah. Ia berujar, perusahaan menentang penggunaan teknologi tersebut.

IBM percaya bahwa teknologi pengenalan wajah akan melanggar hak asasi manusia dan kebebasan. IBM komitmen dengan prinsip.

Arvind tidak menyangkal bahwa penggunaan teknologi pengenalan wajah seharusnya diatur lebih ketat dalam hal penegakan hukum. Ia menggagas bahwa teknologi itu perlu diatur dengan audit supaya tidak bias. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI