Telset.id, Jakarta – Peneliti dari University of Maine, Amerika Serikat berhasil menciptakan rumah dengan durasi pembangunan yang cepat dan ramah lingkungan bernama BioHome3D.
Memproduksi rumah cetak 3D dalam skala besar adalah tantangan yang coba dipecahkan oleh banyak peneliti beberapa tahun terakhir. Pasalnya kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi, sehingga dibutuhkan teknologi yang mampu membangun rumah dalam waktu singkat.
Beruntung, tantangan tersebut berhasil dijawab oleh peneliti asal University of Maine, Amerika Serikat yang sukses menciptakan rumah menggunakan printer cetak 3D bernama BioHome3D.
Tidak disebutkan nama teknologi printer cetak 3D yang dimaksud. Pihak universitas hanya mengatakan kalau BioHome3D menggunakan bahan ramah lingkungan seperti serat kayu dan bio-resin.
BACA JUGA:
- Gokil! China Mau Bikin Bendungan Pakai Teknologi Cetak 3D
- Makanan Cetak 3D Bisa Jadi Sumber Protein Alternatif
Rumah yang dibangun berukuran 600 kaki atau 182,8 meter persegi. Rumah yang cukup besar, sehingga kalau dibangun secara konvensional membutuhkan waktu beberapa bulan atau tahun. Namun, apabila menggunakan printer 3D ASCC durasi pembangunan dapat dipangkas jauh lebih cepat.
Caranya mesin akan mencetak rangka BioHome3D dalam 4 modul, dan merakitnya dalam waktu setengah hari atau sekitar 12 jam.
Setelah jadi, rumah akan dipasangkan instalasi listrik dan durasi pemasangan listrik kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam. Jadi jika ditotal, maka satu rumah dapat dibangun dalam waktu 14 jam saja.
“BioHome3D dapat membantu mengatasi kekurangan rumah dengan mengurangi bahan dan tenaga kerja. Di Maine saja, terjadi kekurangan 20 ribu unit rumah,” tulis University of Haine seperti dikutip Telset dari Engadget pada Jumat (25/11/2022).
BACA JUGA:
- Cara Nonton Bola Online Live Streaming, Nonton Piala Dunia 2022
- 12 Situs Nonton Bola Gratis, Live Streaming Piala Dunia 2022
Rumah ramah lingkungan BioHome3D menjadi solusi pembangunan rumah yang cepat dan ramah lingkungan. Apalagi pandemi Covid-19, membuat pembangunan hunian di Amerika Serikat tersendat.
Kemudian semen sebagai bahan utama dalam beton, memiliki jejak karbon yang sangat besar, sehingga diharapkan hadirnya teknologi printer 3D dan BioHome3D bisa menjadi solusi kedua masalah tersebut. [NM/HBS]
