Telset.id – Tim peneliti China berhasil mengembangkan “robot penanda nano” yang dapat mengidentifikasi sel kanker dengan akurat melalui respons cahaya merah tua atau ultrasonografi. Inovasi ini dipimpin oleh Han Shuo dari Pusat Keunggulan Ilmu Sel Molekuler di bawah Chinese Academy of Sciences (CAS) dan dipublikasikan dalam jurnal Nature pada Rabu (10/9).
Han menjelaskan bahwa dalam imunoterapi kanker, sel-sel imun memerlukan sinyal yang kuat untuk menyerang sel kanker. Namun, sel kanker memiliki kemampuan menyamarkan diri dengan sinyal alami yang sangat sedikit di permukaannya. “Nanozyme rekayasa kami membawa antibodi atau ligan yang mampu mengenali sel kanker dan berkembang di permukaannya melalui sirkulasi darah,” ujar Han.
Dengan instruksi melalui cahaya merah tua atau ultrasonografi, nanozyme dapat menandai sel kanker dengan jelas dan mengubahnya menjadi target. Penelitian ini juga menyuntikkan molekul BiTE khusus ke tubuh tikus, yang tidak hanya mengidentifikasi target tetapi juga mengaktifkan sel T imun untuk melawan kanker.
“Sistem penanda ini dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan untuk membentuk memori jangka panjang, seperti ‘vaksin tumor’ yang disuntikkan ke tubuh,” tambah Han. Studi menunjukkan efek terapeutik yang baik pada model tumor tikus dan sampel tumor klinis in vitro.
Teknologi Pelabelan Proksimitas
Tim peneliti menerapkan teknologi pelabelan proksimitas dari penelitian biologi kimia untuk pengobatan penyakit. Pendekatan ini memanfaatkan nanozyme yang dirancang khusus untuk merespons stimulasi eksternal, membuka peluang baru dalam pengobatan kanker yang lebih presisi.
Penelitian semacam ini sejalan dengan perkembangan terbaru dalam dunia medis, seperti pengembangan virus untuk melawan kanker metastatik dan pemanfaatan nanopartikel untuk membunuh sel kanker otak.
Baca Juga:
Masa Depan Imunoterapi Kanker
Menurut Han, penelitian ini diharapkan dapat membuka jalan baru untuk pengembangan imunoterapi generasi berikutnya yang lebih pintar dan efisien. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan presisi terapi tetapi juga mengurangi efek samping pada sel sehat.
Perkembangan dalam bidang teknologi AI dan kecerdasan buatan juga turut mendukung kemajuan penelitian medis semacam ini, memungkinkan analisis data yang lebih kompleks dan akurat.
Penemuan ini merupakan terobosan signifikan dalam dunia medis, terutama dalam menghadapi tantangan pengobatan kanker yang selama ini menghadapi kendala dalam membedakan sel kanker dengan sel sehat. Dengan pendekatan yang lebih targetted, diharapkan tingkat kesembuhan pasien kanker dapat meningkat signifikan.