Bayangkan menikmati steak medium-rare yang tumbuh dari sel tunggal di stasiun luar angkasa. Bukan lagi khayalan, melainkan langkah nyata yang sedang diupayakan Badan Antariksa Eropa (ESA). Dengan biaya makan astronot mencapai $27.000 per hari, solusi revolusioner ini bisa mengubah masa depan eksplorasi antariksa.
Proyek ambisius ini dipimpin oleh tim dari Imperial College London dan perusahaan Frontier Space. Mereka mengembangkan bioreaktor yang mampu menumbuhkan makanan dari “energi murni”, seperti dikatakan Dr. Aqeel Shamsul, CEO Frontier Space. Teknologi ini mirip dengan fermentasi bir, tetapi dengan hasil yang jauh lebih kompleks: protein, lemak, karbohidrat, bahkan makanan utuh seperti steak dan kentang.
Bioreaktor: Pabrik Makanan Masa Depan
Bioreaktor yang dikembangkan menggunakan teknik precision fermentation, di mana gen tertentu dimasukkan ke ragi untuk menghasilkan nutrisi tambahan. Meski hasilnya masih berupa “bubur merah”, teknologi ini berpotensi menciptakan beragam jenis makanan. Tantangannya? Membuatnya bekerja di lingkungan mikrogravitasi.
Sebuah satelit kecil berisi mini-lab telah diluncurkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9. Setelah tiga jam mengorbit, satelit ini akan mendarat di lepas pantai Portugal untuk dianalisis. Jika berhasil, pabrik makanan luar angkasa pertama bisa beroperasi tahun depan.
Makanan Luar Angkasa: Dari Bubur hingga Masakan Restoran
Jakub Radzikowski, ahli masak dari Imperial College, mengklaim teknologi ini suatu hari nanti bisa menghasilkan “berbagai jenis masakan di luar angkasa”. Saat ini, makanan astronot masih berupa makanan beku-kering yang diseduh dengan air panas. Dengan bioreaktor, mereka bisa mendapatkan nutrisi segar tanpa bergantung pada pasokan dari Bumi.
Proyek ini bukan hanya tentang menghemat biaya. Ini adalah langkah penting untuk memungkinkan kehidupan manusia di Bulan atau Mars. “Impian kami adalah memiliki pabrik di orbit dan di Bulan,” kata Dr. Shamsul. Visi ini selaras dengan ambisi ESA untuk membangun infrastruktur pendukung kolonisasi antariksa.
Meski terdengar seperti fiksi ilmiah, teknologi serupa sudah mulai digunakan di Bumi. Lab-grown chicken telah dijual di supermarket AS dan Singapura. Jika berhasil di luar angkasa, ini akan menjadi terobosan besar dalam sejarah manusia sebagai spesies multi-planet.