Implan Otak dan Ancaman Baru: Data Pikiran Anda Bisa Dijual

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Pernahkah Anda membayangkan bahwa pikiran terdalam Anda bisa menjadi komoditas yang diperjualbelikan? Di era di mana data pribadi sudah menjadi barang dagangan, ancaman privasi kini merambah ke wilayah yang lebih intim: otak manusia. Sebuah surat terbuka dari senator Amerika Serikat mengungkap kekhawatiran serius tentang praktik pengumpulan data dari implan otak oleh perusahaan teknologi.

Surat yang ditandatangani oleh Chuck Schumer, Maria Cantwell, dan Edward Markey ini menyoroti betapa rentannya data neural—informasi yang dihasilkan dari aktivitas otak—terhadap eksploitasi komersial. Mereka memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan seperti Neuralink milik Elon Musk mengumpulkan data ini dengan kebijakan yang samar dan hak istimewa untuk membagikannya ke pihak ketiga, termasuk perusahaan iklan dan pengembang AI.

Lalu, bagaimana implikasi nyata dari praktik ini bagi privasi dan keamanan kita? Mari kita telusuri lebih dalam.

Data Neural: Harta Karun Baru di Era Digital

Data neural bukan sekadar catatan aktivitas otak biasa. Informasi ini bisa mengungkap kondisi mental, emosi, hingga kemampuan kognitif seseorang. Dalam suratnya, para senator menyebut data ini sebagai “sangat pribadi” dan “sensitif secara strategis”. Namun, menurut penelitian NeuroRights Foundation, sebagian besar perusahaan implan otak mengumpulkannya dengan kebijakan yang tidak jelas dan berpotensi menyalahgunakannya.

Ilustrasi implan otak dan data neural

Jathan Sadowski, peneliti teknologi dan ekonomi, dalam bukunya “The Mechanic and the Luddite”, menjelaskan bahwa data telah menjadi bentuk modal baru—seperti uang dan mesin. “Logika akumulasi data adalah: kumpulkan sebanyak mungkin, dari semua sumber, dengan cara apa pun,” tulisnya. Ini berarti perusahaan memiliki insentif besar untuk mengeksploitasi data neural, bahkan jika melanggar privasi pengguna.

Neuralink, perusahaan implan otak milik Elon Musk, menjadi sorotan utama dalam surat tersebut. Perusahaan ini telah melakukan uji coba implan chip pada manusia dan hewan, tetapi juga dituduh melakukan pemotongan drastis terhadap tim regulator yang mengawasinya. Ini menimbulkan pertanyaan: seberapa transparan Neuralink dalam mengelola data penggunanya?

Lebih mengkhawatirkan lagi, data neural bisa menjadi sasaran empuk bagi kepentingan geopolitik. Surat tersebut menyebut kekhawatiran tentang akses China terhadap teknologi ini, meski tanpa bukti konkret tentang “senjata kendali otak” seperti yang diklaim para senator.

Masa Depan Privasi Neural: Perlukah Larangan Total?

Para senator mendesak Federal Trade Commission (FTC) untuk mengambil tindakan tegas dalam mengatur implan otak. Namun, apakah regulasi cukup? Sadowski berpendapat bahwa solusi sesungguhnya adalah mengakhiri perdagangan data industri secara keseluruhan. “Pikiran kita mungkin menjadi aset terakhir yang tersisa untuk dieksploitasi,” tulisnya.

Dengan perkembangan pesat teknologi implan otak—seperti yang terlihat pada Neuralink yang siap meluncurkan implan tahun ini—isu privasi ini tidak bisa lagi diabaikan. Jika tidak, kita mungkin akan memasuki era di mana tidak ada lagi ruang pribadi, bahkan di dalam pikiran kita sendiri.

Lantas, siapkah Anda mengambil risiko memasang implan otak jika data pikiran Anda bisa dijual ke pihak ketiga? Pertanyaan ini tidak lagi bersifat hipotetis, tetapi sangat nyata dan mendesak.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI