Telset.id, Jakarta – Para peneliti dari Universitas McMaster, telah berhasil merekonstruksi genom kuno pertama bakteri E.Coli dengan menggunakan batu empedu mumi dari Italia yang hidup di abad ke-16.
Seperti sudah diketahui, bakteri Escherichia coli atau E.coli adalah jenis bakteri yang menjadi masalah kesehatan utama, yang telah mengakibatkan banyak kematian.
Bakteri E.coli kerap ditemukan di usus manusia dan hewan sehat sekalipun. Namun begitu, sejarah evolusinya sampai sekarang masih tetap tidak belum bisa diketahui. Belum lama ini kabar baik dari Ontario Kanada, terkait bakteri E.coli.
Dikabarkan para peneliti di Universitas McMaster, Kanada berhasil merekonstruksi genom kuno pertama E coli, dengan menggunakan batu empedu mumi Italia abad ke-16 atau berusia 600 tahun.
BACA JUGA:
- Nanopartikel Karya Peneliti Bantu Bunuh Sel Kanker Otak
- Sistem Kamera Buatan Peneliti Bisa Deteksi Getaran Suara
Berbeda dengan virus Covid-19 yang bisa menyebaban pendemi, jenis bakteri E.coli justru tidak menyebabkan terjadinya pandemi, tapi biasa lebih disebut sebagai komensal.
Jenis bakteri seperti itu bersembunyi di dalam tubuh kita dan menunggu untuk menyerang inangnya ketika menjadi rentan. E coli biasanya menyerang saat kita stres, defisiensi imun, atau sedang mengidap suatu penyakit parah.
Pandemi seperti Black Death, yang merenggut sekitar 200 juta kematian di seluruh dunia, didokumentasikan dengan baik. Namun, tidak ada data historis yang tersedia tentang nyawa yang hilang akibat E.coli, bahkan ketika bakteri tersebut juga berdampak signifikan pada kesehatan manusia.
“Fokus utama pada patogen penyebab pandemi sebagai satu-satunya narasi kematian massal di masa lalu, tapi kita melewatkan beban besar yang berasal dari komensal oportunistik yang didorong oleh tekanan kehidupan yang dijalani,” kata Hendrik Poinar, ahli genetika evolusi dan Direktur Pusat DNA Kuno McMaster.
Dalam studi yang dipublikasikan di Communication Biology, para peneliti berupaya untuk menciptakan nenek moyang E.coli yang berusia 400 tahun, yang akan memberi mereka wawasan tentang evolusinya sejauh ini.
Mereka menggunakan fragmen dari tubuh mumi sekelompok bangsawan Italia yang digali dari Biara Saint Domenico Maggiore di Naples pada tahun 1983. Tim menganalisis mumi salah satu bangsawan yang diyakini telah meninggal pada tahun 1586 pada usia 48 tahun.
Para peneliti juga mencatat bahwa individu tersebut memiliki batu empedu dan menderita peradangan kronis pada kantong empedu karena terserang ganom bakteri E.coli tersebut.
“Ketika kami memeriksa sisa-sisa ini, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa pria ini menderita E. coli. Tidak seperti infeksi seperti cacar, tidak ada indikator fisiologis. Tidak ada yang tahu apa itu,” kata George Long, seorang mahasiswa pascasarjana bioinformatika di McMaster.
Long yang juga merupakan penulis utama dalam penelitian dan melakukan analisis terhadap mumi berusia 600 tahun tersebut. Ia membantu penelitian genom bakteri E.Coli Mumi yang dilakukan para peneliti di Universitas McMaster.
BACA JUGA:
- Awas Nonton Film Porno, Helm Ini Bisa Deteksi Pikiran Cabul Anda
- Plasma Tornado Ditembakkan 12.000 Mil dari Matahari
Para peneliti telah mengisolasi fragmen bakteri dari tubuh mumi dan menggunakan bahan tersebut untuk mengembangkan genom. Dengan begitu, mereka dapat memahami fungsi genom dan sekarang berharap dapat membantu peneliti lain yang mencari patogen tersembunyi itu.
Sebagian besar bentuk bakteri Escherichia coli tidak menimbulkan bahaya bagi inangnya saat hidup di usus. Tetapi, beberapa jenis telah ditemukan memicu wabah keracunan fatal.
Beberapa jenis bakteri Escherichia coli juga mengakibatkan infeksi aliran darah. Selain itu, Ecoli mudah beradaptasi yang membuatnya tahan terhadap aneka pengobatan. [SN/HBS]