Telset.id, Jakarta – Bak seperti film robot polisi RoboCop, China menciptakan robot jaksa yang dapat mengidentifikasi kejahatan secara akurat. Robot ini didukung teknologi AI atau kecerdasan buatan untuk membantu institusi kejaksaan di Negeri Tirai Bambu.
BEdanya, jika robot polisi pada film RoboCop bertugas untuk menangkap penjahat dan membantu kepolisian, robot jaksa buatan China dibuat untuk mengenali kejahatan paling umum yang terjadi di sana.
Dilansir Telset dari Express pada Sabtu (1/1/2022), robot jaksa bernama The AI ini terinspirasi dari teknologi Artificial intelligence (AI) bernama System 206. Menurut para ilmuwan, The AI telah dilatih untuk mengidentifikasi contoh kasus 8 kejahatan paling umum di Shanghai.
Kedelapan kejahatan yang dimaksud adalah penipuan kartu kredit, perjudian, mengemudi secara sembrono, penyerangan yang disengaja, menghalangi petugas, pencurian, penipuan, dan perbedaan pendapat politik.
Baca juga: Penampakan Robot Guru di Korea Utara
Menurut South China Morning Post, robot dapat mengajukan tuntutan dengan akurasi lebih dari 97% berdasarkan deskripsi kasus dugaan kriminal. Sehingga robot diklaim dapat menggantikan jaksa dalam proses pengambilan keputusan sampai batas tertentu.
Sedangkan ilmuwan utama dari proyek RoboCop buatan China, Profesor Shi Yong berpendapat, AI akan meringankan beban kerja jaksa manusia dan memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada kasus yang lebih kompleks.
The AI dikembangkan dan diuji oleh Shanghai Pudong People’s Procuratorate. Saat ini robot jaksa tersebut sudah digunakan oleh pihak berwenang di Shanghai untuk membantu menilai bukti dan memutuskan apakah tersangka kriminal berbahaya bagi masyarakat luas atau tidak.
Sayangnya The AI yang mirip RoboCop tersebut mendapat kritik dari seorang jaksa di Guangzhou, China. Ia mengaku khawatir kalau robot tidak bisa menciptakan kesalahan dalam mengambil keputusan.
“Akurasi 97% mungkin tinggi dari sudut pandang teknologi, tetapi akan selalu ada kemungkinan kesalahan.Siapa yang akan bertanggung jawab ketika itu terjadi? Jaksa, mesin atau perancang algoritma?,” ungkapnya.
Baca juga: Singapura Kerahkan Robot Cari Pelanggar Prokes
Dirinya juga menilai kalau AI tidak dapat menggantikan manusia dalam mengambil keputusan hukum.
“AI dapat membantu mendeteksi kesalahan, tetapi tidak dapat menggantikan manusia dalam mengambil keputusan,” jelas jaksa ini. (NM/MF)