Telset.id, Jakarta – Berapa banyak meteorit yang menabrak Bumi setiap tahun? Setiap tahun, jutaan pecahan batu dari luar angkasa terbakar di atmosfer Bumi.
Berapa banyak meteorit yang menabrak Bumi setiap tahun? Cukup banyak meteorit yang menyala hanya sebentar dan muncul di langit sebagai “bintang jatuh”.
Pertanyaan selanjutnya, berapa banyak meteorit yang selamat setelah terjun berkecepatan tinggi untuk menyentuh tanah? Simak penjelasannya berikut ini.
Batuan dari luar angkasa yang mendarat di Bumi dikenal sebagai meteorit. Tabrakan seperti yang mengakhiri dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu jarang terjadi.
BACA JUGA:
- Asteroid dari Tepi Luar Tata Surya Membawa Air ke Bumi
- Baru Terungkap, Ternyata Wujud Asteroid Mirip Lubang Bola Besar
Tabrakan tersebut disebabkan oleh asteroid atau komet berukuran sekitar 10 kilometer. Sebaliknya, sebagian besar batu yang jatuh ke Bumi berukuran sangat kecil.
Bahkan, relatif sedikit yang bertahan saat jatuh ke atmosfer Bumi. Para ilmuwan memperkirakan, kurang dari 10.000 meteorit bertabrakan ke tanah atau air Bumi.
Batuan luar angkasa yang biasanya berakhir sebagai meteorit dikenal sebagai meteoroid-asteroid kecil atau merupakan anggota paling kecil dari susunan tata surya.
Ukurannya berkisar dari batu-batu besar berukuran sekitar satu meter lebar hingga mikrometeoroid seukuran butiran debu, menurut American Meteor Society.
Meteoroid umumnya merupakan pecahan asteroid atau komet. Namun, beberapa meteoroid mungkin puing-puing yang diledakkan dari planet atau bulan.
Misalnya, ada lebih dari 300 meteorit yang diketahui berasal dari kepingan Mars. Saat menembus atmosfer Bumi, meteorit terbakar lantaran gesekan udara.
Batu yang berkobar dan jatuh itu disebut meteor. Meteor yang sangat terang dikenal sebagai bola api. Terdapat ribuan bola api berkobar di langit Bumi setiap hari.
Namun, sebagian besar terjadi di atas lautan dan wilayah yang tidak berpenghuni dan tertutup oleh siang hari. Seorang astronom terkemuka mencoba menjelaskan.
“Mayoritas meteor di Bumi dari hujan meteor terkait debu yang dikeluarkan oleh komet,” papar Gonzalo Tancredi dari University of the Republic di Montevideo.
Tapi, tambah Tancredi, hujan meteor tidak menghasilkan meteorit. Sebab, meteoroid dalam hujan seperti itu biasanya terlalu rapuh untuk bertahan jatuh ke tanah.
Untuk memperkirakan berapa banyak meteorit yang berhasil menghantam Bumi setiap tahun, ia menganalisis data dari Meteoritical Society sejak 2007 hingga 2018.
Total, seperti Telset kutip dari Live Science, Senin (29/8/2022), terdapat 95 laporan meteorit jatuh ke Bumi. Dengan kata lain, rata-rata ada sekitar 7,9 laporan per tahun.
Tancredi melanjutkan, tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti berapa banyak meteorit yang jatuh ke laut atau yang tenggelam ke dasar tanpa terdeteksi.
Namun, 29% persen permukaan Bumi ditutupi oleh daratan. Daerah perkotaan, di mana sekitar 55 persen orang tinggal, mencakup sekitar 0,44 persen lahan.
Tancredi memperkirakan, jumlah total meteorit terestrial yang jatuh di atas Bumi kira-kira sama dengan jumlah meteorit yang dilaporkan di daerah perkotaan.
Kemudian, jumlah itu dibagi dengan persentase daratan Bumi yang tertutup oleh urban sprawl. Ia memperkirakan, ada sekitar 6.100 meteorit jatuh di Bumi per tahun.
BACA JUGA:
- Astronot Bisa Mendarat di Asteroid Tahun 2037 dan Jupiter pada 2103
- Waduh! Asteroid Tabrak Bumi, Jatuh di Pulau Vulkanik
“Dari jumlah tersebut, sekitar 1.800 meteorit jatuh di atas daratan. Batuan ruang angkasa 10 meter memasuki atmosfer Bumi setiap enam sampai 10 tahun,” ujarnya.
Kemudian, Tancredi menyampaikan berdasarkan analisa, batu besar untuk menghasilkan ledakan seperti peristiwa Tunguska 1908 di Rusia terjadi setiap 500 tahun. [SN/HBS]