Telset.id, Jakarta – Bisakah badai Matahari terdahsyat memusnahkan internet seperti dalam novel Becky Chambers 2019 berjudul “To Be Taught, If Fortunate”?
Dalam bacaan itu, badai Matahari terdahsyat menghapus internet di Bumi. Sekelompok astronot terdampar di luar angkasa tanpa ada cara menelepon ke rumah.
Prospek tersebut menakutkan. Pertanyaannya, bisakah badai Matahari benar-benar melumpuhkan internet dalam kehidupan nyata umat manusia di planet kita?
Jawabannya ya, bisa. Namun, menurut Mathew Owens, seorang ahli fisika matahari di University of Reading di Inggris, butuh badai Matahari raksasa untuk hal itu.
BACA JUGA:
- Badai Matahari Baru Terlihat Menuju Bumi, Apa Dampaknya?
- Ngeri! Fenomena Badai Matahari Picu Kiamat Internet Berbulan-bulan
“Anda benar-benar membutuhkan badai Matahari besar untuk melakukan itu, yang memang bukan tidak mungkin bakal terjadi,” kata Owens kepada Live Science.
“Tapi, saya akan berpikir mematikan jaringan listrik lebih mungkin terjadi. Fenomena ini telah terjadi dalam skala kecil,” ujarnya, dikutip Telset, Minggu (9/10/2022).
Badai Matahari, yang juga dikenal sebagai cuaca luar angkasa, akan terjadi manakala Matahari terus atau intensif melepaskan ledakan radiasi elektromagnetik.
Gangguan tersebut mengeluarkan gelombang energi bergerak ke luar, berdampak terhadap benda-benda lain di tata surya, termasuk Bumi yang manusia tinggali.
Ketika tiba-tiba menyimpang dan berinteraksi dengan medan magnet Bumi sendiri, gelombang elektromagnetik bakal mempunyai beberapa efek atau dampak.
Pertama, kata Owens, gelombang elektromagnetik mengakibatkan arus listrik mengalir di atmosfer atas Bumi, memanaskan udara seperti cara kerja selimut listrik.
Badai geomagnetik ini dapat menciptakan aurora yang indah untuk muncul di wilayah kutub, tetapi juga dapat mengganggu sinyal radio dan sistem navigasi GPS.
Saat atmosfer memanas, ia membusung seperti marshmallow, menambahkan hambatan ekstra ke satelit di orbit rendah Bumi, menjatuhkan sampah luar angkasa.
Dampak cuaca luar angkasa lain lebih bersifat terestrial. Saat arus listrik kuat mengalir via atmosfer atas planet kita, terinduksi arus kuat mengalir lewat kerak Bumi.
Hal tersebut dapat mengganggu konduktor listrik yang berada di atas kerak Bumi, seperti jaringan saluran transmisi yang membawa listrik ke rumah dan gedung.
Hasilnya, pemadaman listrik lokal yang sulit diperbaiki. Peristiwa tersebut pernah melanda Quebec pada 13 Maret 1989, mengakibatkan pemadaman selama 12 jam.
Baru-baru ini, suar Matahari merobohkan 40 satelit Starlink ketika SpaceX gagal memeriksa ramalan cuaca luar angkasa. Beruntung, akses internet global tak kacau.
Untuk mematikan internet sepenuhnya, badai Matahari perlu mengganggu kabel serat optik ultra-panjang membentang di bawah lautan dan menghubungkan benua.
Setiap 50 kilometer hingga 145 kilometer, kabel dilengkapi dengan repeater untuk meningkatkan sinyal manakala bergerak, tapi tidak rentan badai geomagnetik.
Jika satu repeater padam, cukup untuk menjatuhkan seluruh kabel. Jika cukup banyak kabel yang offline, kiamat internet akan dialami oleh orang-orang di Bumi.
BACA JUGA:
- Sistem Kamera Buatan Peneliti Bisa Deteksi Getaran Suara
- Peneliti Kembangkan Belalang Cyborg yang Mampu Deteksi Kanker
Pemadaman internet global akan berpotensi menjadi bencana besar , mengganggu segalanya, mulai rantai pasokan hingga sistem medis, pasar saham, hingga komunikasi.
Ada beberapa cara untuk melindungi internet dari badai Matahari besar. Pertama, untuk menopang jaringan listrik, satelit dan kabel bawah laut tidak kelebihan beban.
Cara kedua yang lebih murah untuk mengatasi hal tersebut adalah mencari metode yang lebih baik. Tujuannya untuk memprediksi badai Matahari dalam jangka panjang. [SN/HBS]