Telset.id, Jakarta – Alien seram masih diyakini memperoleh pijakan terkecil di sebuah planet. Alien mungkin mempunyai kekuatan tersendiri untuk mengubah dunia.
Alien seram mungkin pula tinggal di sebuah planet di luar Bumi. Keberadaannya memaksa kita untuk memperluas definisi tentang planet layak huni seperti studi terbaru.
Kita tidak benar-benar tahu di mana kehidupan akan muncul. Kita hanya memiliki satu contoh planet yang menampung saat ini kehidupan, yang tak lain bernama Bumi.
BACA JUGA:
- Ilmuwan Pakai Laser Raksasa untuk Deteksi Alien
- Keberadaan Alien Kian Nyata Berkat Studi Bulan Saturnus Enceladus
Kita tahu bahwa kehidupan di Bumi membutuhkan seperangkat elemen tertentu untuk melakukan rantai produksi energi nan kompleks serta membutuhkan air cair.
Dalam pencarian terhadap kehidupan di luar Bumi, para astronom umumnya berfokus kepada area zona layak huni, pita orbit di sekitar bintang di permukaan planet.
Jika sebuah planet lebih dekat ke bintang, air akan menguap. Kalau lebih jauh dari bintang, air akan membeku menjadi es. Tak satu pun kondisi itu baik untuk kehidupan.
Tapi, zona layak huni hanyalah panduan kasar, bukan jaminan. Mars dan Venus berada dalam zona layak huni Matahari. Dan, planet-planet tersebut tidak berpenghuni.
Di sisi lain, penelitian baru yang dipublikasikan ke server pracetak arXiv.org, menunjukkan bahwa definisi selama ini tentang zona layak huni mungkin terlalu sempit.
Sebab, definisi kita tidak memasukkan bagaimana kehidupan memengaruhi dunia. Bumi akan sangat berbeda dalam berbagai aspek apabila bukan untuk kehidupan.
Contoh klasiknya adalah jumlah oksigen yang melimpah di atmosfer planet kita. Oksigen sangatlah umum di seluruh kosmos. Bumi lahir dengan kandungan sangat banyak.
Tetapi, sebagian besar oksigen terikat dalam bentuk silikon dioksida atau batuan. Gas oksigen tidak dapat bertahan lama di atmosfer karena radiasi ultraviolet dari Matahari.
Proses fotosintesis melepaskan gas oksigen sebagai produk sampingan. Nyatanya, kehidupan awal menghasilkan begitu banyak oksigen sehingga hampir meracuni diri sendiri.
Seperti Telset kutip dari Live Science, Jumat (20/1/2023), insiden itu disebut Peristiwa Oksidasi Hebat. Butuh evolusi makhluk yang menghirup oksigen untuk mengembalikan sekosistem.
Nah, akan sangat sulit bagi Bumi untuk mempertahankan oksigen atmosfer sebanyak itu jika bukan karena upaya kehidupan yang konstan. Garis pemikiran ini dapat diperluas.
Makhluk hidup juga mengeluarkan metana dalam jumlah besar, gas rumah kaca yang membantu menjaga planet kita tetap hangat. Kanopi hutan mengubah jumlah sinar Matahari.
Bahkan, menurut paparan banyak peneliti dunia, produksi berbagai produk sampingan gas dari makhluk besar dan kecil mampu mengubah tekanan udara atmosfer planet kita.
BACA JUGA:
- Wah Keren, Rumah Ramah Lingkungan Ini Dibuat Pakai Printer 3D
- Ilmuwan Sebut Router WiFi Bisa Ukur Pernapasan, Kok Bisa?
Zona layak huni
Satu cara melihat semua perubahan itu adalah begitu kehidupan dimulai di sebuah planet, ia benar-benar tidak ingin pergi. Begitulah mengubah kimia dasar dan fisika planet.
Planet yang mengubah kehidupan lantas menjadi jauh lebih layak huni. Hal tersebut berlaku untuk Bumi. Tanda kehidupan awal mungkin muncul saat sebagian Bumi masih cair.
Awalnya, Bumi pasti tempat yang sangat tidak ramah. Namun, miliaran tahun kemudian, Bumi cukup bagus. Para peneliti membayangkan sebuah dunia di ujung zona layak huni.
Entah hampir terlalu dingin atau hampir terlalu panas, apabila benar-benar berhasil dimulai di sana, kehidupan bakal mempunyai peluang untuk memperbaiki susunan planet.
Karenanya, kita harus memikirkan kembali definisi tradisional tentang zona layak huni. Para peneliti mengusulkan zona layak huni Gaian yang berukuran lebih luas dari sebelumnya.
BACA JUGA:
Para peneliti berpendapat bahwa kita harus menggunakan definisi zona layak huni yang lebih luas itu dalam memilih target masa depan. Tujuannya, tak lain, untuk eksplorasi.
Jika zona layak huni terlalu sempit, kita mungkin kehilangan tanda-tanda kehidupan hanya karena mencari di tempat yang salah. Kita harus terbuka dan bersiap untuk kejutan.
Para peneliti terus menelaah tentang hal tersebut lantaran belum 100 persen tidak percaya tentang alien seram, yang kono bisa mengubah planet keras menjadi surga. [SN/HBS]