Jakarta – Samsung kembali dilaporkan menggunakan metode khusus untuk menggeber score benchmark tinggi untuk phablet terbarunya, Galaxy Note 3 versi Snapdragon 800.
Trik seperti yang digunakan Samsung ini juga pernah dilaporkan beberapa bulan lalu untuk meningkatkan nilai benchmark pada perangkatnya Galaxy S4 yang menggunakan chip Exynos.
Samsung telah melakukan pengujian terhadap Galaxy Note 3 (versi AS) dan LG G2 yang sama-sama menggunakan prosesor Snapdragon 800 2,3GHz. Hasilnya, meski menggunakan chipset yang sama, namun Galaxy Note 3 berhasil mencatatkan score benchmark yang lebih tinggi.
Dan seperti dilaporkan CNET, Jumat (4/10), situs Ars Technica melaporkan bahwa Samsung menggunakan metode yang mirip dengan Galaxy S4 versi internasional. Pada beberapa aplikasi benchmark populer, CPU Galaxy Note 3 dipacu dengan metode khusus.
Dari hasil tweak tersebut, kinerja smartphone tercatat meningkat setidaknya 20% di aplikasi benchmark. Diduga juga Samsung melakukan tweak serupa untuk meningkatkan score dari pengolah grafis GPU (Graphic Processing Unit).
Dalam hasil analisanya, ditemukan sebuah file bernama “DVFSHelper.java”, yang didalamnya terdapat kode fungsi yang memungkinkan perangkat melakukan boosting CPU.
Di file tersebut, fungsinya diperuntukan khusus untuk benchmarking, dan umumnya aplikasi benchmark populer. Disebutkan pula bahwa Galaxy Note 3 versi Snapdragon 800 ini merupakan perangkat pertama di AS yang menggunakan metode ini.
Beberapa aplikasi benchmark yang disebutkan diantaranya adalah Quadrant, AnTuTu, Linpack, GFXBench, dan beberapa aplikasi benchmark milik Samsung lainnya.
Menanggapi tudingan tersebut, vendor asal Korea Selatan ini segera mengeluarkan jurus mengelaknya, dengan mengatakan metode yang mereka gunakan itu bukanlah sebuah usaha untuk memanipulasi hasil atau melebih-lebihkan sebuah skor benchmark.
”Galaxy Note 3 mampu memaksimalkan tingkat frekuensi CPU/GPU di dalamnya ketika menjalankan fitur-fitur yang memang mutlak membutuhkan dorongan performa ekstra,” kata salah satu perwakilan Samsung kepada CNET.
“Hal ini bukanlah sebuah usaha untuk memanipulasi hasil atau melebih-lebihkan sebuah skor benchmark (via aplikasi tertentu). Kami terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggan kami,” sambungnya lagi.[HBS]