Fokus Jualan Ponsel, Samsung Bisa Ditinggal Pelanggan

Samsung Galaxy S7 ilustJAKARTA – Samsung masih cukup nyaman duduk di singgasananya sebagai penguasa pasar ponsel dunia. Pundi-pundi pendapatan mereka dari hasil penjualan beragam seri ponsel masih mengalir deras. Tapi benarkah bisnis ponsel Samsung tidak bermasalah?

Jika melihat dari hasil yang didapat saat ini, memang bisnis perangkat mobile Samsung baik-baik saja. Divisi mobile Samsung tercatat menyumbang 39 persen dari total keuntungan perusahaan dalam periode sembilan bulan sepanjang tahun 2015.

Meski masih tergolong besar, namun sejatinya sumbangan tersebut menurun jika dibandingkan tahun 2013 lalu. Saat itu divisi perangkat mobile Samsung berhasil menyumbang 68 persen dari total pendapatan perusahaan pada 2013.

Lalu apa masalah sehingga terjadi penurunan. Apakah memang pasar tengah lesu, atau penjualan produk kompetitor yang meningkat? Pengaruh kedua faktor tadi tentulah ada, namun sebenarnya bukan itu masalahnya.

Masalah utama justru ada di Samsung sendiri, khususnya divisi mobile mereka. Raksasa elektronik asal Korea Selatan itu disebutkan sangat fokus pada penjualan perangkat keras seperti ponsel.

Hal ini diungkapkan oleh seorang mantan pegawai eksekutif yang baru saja mengundurkan diri. Menurut mantan eksekutif Samsung yang tidak disebutkan namanya itu, bahwa Samsung cenderung terus memikirkan penjualan hardware dalam jangka pendek.

Yang jadi masalah, seperti dikutip telsetNews dari PhoneArena, mereka (Samsung) tak pernah menjaga kesetiaan pelanggannya dengan memberikan platform atau software yang unik.

Padahal, menurut analis, fokus pada software bisa mempengaruhi pelanggan untuk membeli ponsel yang lebih mahal.

Ponsel mahal seperti Galaxy S6, Galaxy S6 Edge, Galaxy S6 Edge+ dan Galaxy Note 5 selama ini memang menjadi produk yang populer. Tapi dari sisi penjualan, ponsel-ponsel mahal tersebut tidak setinggi ponsel murah, seperti seri Galaxy J.

Saat ini sebenarnya Samsung sudah memiliki produk berupa software. Salah satunya adalah Samsung Pay, yang bisa digunakan untuk pembayaran elektronik.

Sayangnya, Samsung masih belum mempertimbangkan untuk lebih serius pengembangan produk software mereka, selain hanya digunakan sebagai alat marketing saja.

“Top Manajemen Samsung belum paham tentang software. Mereka hanya tahu soal hardware, dan faktanya lebih baik dibandingkan orang lain. Tapi software adalah permainan yang berbeda,” ujar mantan pegawai eksekutif di Samsung.[HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI