Telset.id, Jakarta – Analis Wall Street memberi peringatan kepada Zoom Video Communications. Sebab, pada Selasa (1/9/2020) waktu setempat, harga saham Zoom melesat, bahkan mencapai rekor tertinggi.
Menurut analis Wall Street, saham Zoom melesat tak lepas dari pandemi virus corona. Ia melanjutkan, manakala orang-orang sudah normal kembali bekerja dari kantor, Zoom bisa mengalami keterpukuran.
{Baca juga: Video Call Zoom Versi Berbayar akan Terenkripsi}
Dikutip Telset.id dari Reuters, saham Zoom melonjak 39 persen menjadi USD 452 per lembar. Pialang menaikkan panduan harga rata-rata USD 161 setelah perusahaan mengalahkan perkiraan para analis.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa satu kisah sukses selama krisis kesehatan adalah mengubah basis pengguna gratis yang besar menjadi uang tunai. Zoom membuka jalan lebih jelas untuk bersaing.
Analis JP Morgan, Sterling Auty, memperingatkan bahwa tingkat ketergantungan pelanggan kecil berisiko tinggi bagi Zoom. Ia menyebut, hal itu menunjukkan risiko penurunan pendapatan saat pandemi reda.
“Lonjakan pertumbuhan semakin datang dari segmen pelanggan yang paling berisiko. Pelanggan dengan kurang dari 10 karyawan mencapai 36 persen dari total pendapatan Zoom pada kuartal ini,” ujarnya.
{Baca juga: Dampak Work From Home, Pengguna Zoom Tembus 300 Juta}
Platform konferensi video Zoom telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari bagi orang-orang yang terjebak di rumah di bawah batasan terkait virus corona, baik untuk bekerja, sekolah, atau bersosialisasi. [SN/HBS]