Telset.id, Jakarta – Kementerian Pertahanan Rusia untuk kali pertama menunjukkan sistem rudal nuklir Avangard baru kepada para inspektur Amerika Serikat (AS). Rudal nuklir Rusia itu menunjukkan bahwa perjanjian pengontrolan senjata utama masih efektif.
Bulan depan, Rusia akan meluncurkan sistem Avangard, kendaraan hipersonik yang dirancang untuk “berduet” dengan rudal balistik antarbenua.
Avangard merupakan satu dari beberapa jenis senjata baru yang sempat digembar-gemborkan oleh Presiden Vladimir Putin.
{Baca juga: Iran Tembak Drone Pengintai Milik AS}
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa rombongan inspektur senjata Amerika Serikat yang berkunjung dipameri sistem Avangard dari 24 hingga 26 November 2019 di bawah naungan perjanjian baru, yang mulai berlaku pada 2011 lalu.
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Jumat (29/11/2019), perjanjian tersebut membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan oleh dua kekuatan nuklir terbesar di dunia. Perjanjian itu akan berakhir pada 2021 mendatang.
Putin mengatakan bahwa Moskow siap untuk memperpanjang pakta. Sayang, ia merasa AS kurang menaruh minat terhadap perjanjian kedua negara. Sampai sekarang, belum ada kejelasan mengenai perpanjangan perjanjian soal kontrol senjata utama.
{Baca juga: Peretas Rusia Bajak Mata-mata Iran Serang 20 Negara}
Presiden Donald Trump berkata kepada Putin pada 2017 bahwa kesepakatan tersebut cukup merugikam AS. Trump pun menyatakan bahwa AS akan memberi keputusan pada tahun depan mengenai perpanjangan perjanjian dengan Rusia.
Sekadar informasi, perjanjian pengontrolan senjata utama antara Rusia dan AS ditandatangani oleh pendahulu Trump, yakni Presiden Barack Obama. Perjanjian ditandatangani oleh Obama pada 2010 silam dan berlaku efektif setahun kemudian atau 2011. (SN/FHP)
Sumber: New York Post
