Telset.id, Jakarta – Di film Terminator yang dibintangi aktor laga, Arnold Schwarzenegger, diceritakan umat manusia di masa mendatang akan dimusnahkan oleh robot hasil ciptaan Skynet. Tapi untungnya, kejadian menyeramkan itu tak akan dialami oleh umat manusia, setidaknya dalam satu atau dua dekade mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh mantan CEO Google, Eric Schmidt saat menjadi pembicara di acara Munich Security Conference pekan lalu. Menurutnya, umat manusia boleh khawatir akan ancaman tersebut, tapi ancaman itu baru sebatas prediksi semata saja.
“Semua orang selalu membicarakan skenario kematian yang terinspirasi oleh film. Dengan yakin saya katakan bahwa mereka (robot) baru akan datang pada satu hingga dua dekade lagi. Jadi tak perlu khawatir,” kata Schimidt, dikutip dari The Next Web, Senin (05/03/2018).
Ia berpedapat, bahwa robot disematkan teknologi Artificial Intelligence (AI) memiliki kekurangan serius. Saking seriusnya, robot semestinya tak harus dijadikan sebagai alat pengambil keputusan penting, atau sebagai alat pengendalian oleh umat manusia, khususnya yang berkaitan dengan aspek kehidupan.
[Baca juga: Elon Musk Lebih Takut AI Daripada Korea Utara]
“Hal lain yang ingin saya ingatkan kepada semua orang adalah, teknologi ini memiliki kesalahan serius di dalamnya. Itu sebabnya, tidal seharusnya digunakan untuk pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan,” jelasnya.
“Saya tak ingin berada di pesawat terbang dimana komputer membuat semua keputusan umum tentang menerbangkannya. Teknologi ini tidak cukup handal, terlalu banyak kesalahan dalam penggunaannya,” sambung Schmidt.
Pernyataan Schmidt pun diamini oleh para peneliti yang menyebutkan bahwa AI tidak dapat menggantikan manusia atau memusnahkan umat manusia. Hal tersebut karena otak manusia sangat rumit untuk dipahami dan robot atau AI sama sekali tidak memiliki kemampuan improvisasi sederhana seperti layaknya seorang manusia.
Mungkin sebuah robot bisa berimprovisasi, namun tetap saja membutuhkan campur tangan manusia di dalamnya. Misalnya saja seperti memasukkan berbagai tindakan atau pengaturan untuk memastikannya tidak beroperasi ketika ada suatu proses yang gagal.
Selain Schmidt yang memberikan prediksi sekaligus rasa kekhawatirannya akan eksistensi robot di masa depan, pendiri sekaligus bos dari Tesla, SpaceX, dan The Boring Company, Elon Musk juga pernah menyatakan hal serupa.
[Baca juga: Elon Musk: Artificial Intelligence Bisa Picu Perang Dunia 3]
Saat itu, Musk bahkan pernah memprediksi jika AI dapat memicu perang dunia ketiga. Musk bersama petinggi sejumlah perusahaan teknologi lainnya yang tersebar di 26 negara telah mengirimkan surat petisi ke PBB untuk melarang pengembangan atau penjualan robot denga teknologi AI.
“China, Rusia, semua negara akan segera memiliki ilmu komputer yang kuat. Persaingan AI di tingkat nasional kemungkinan akan menyebabkan WW3 (Perang Dunia ke-3),” ungkapnya.
Karenanya, dapat disimpulkan bahwa robot tidak akan memusnahkan umat manusia atau bertindak tak semestinya, jika manusia tidak mengembangkan atau menulis kode tersebut di dalamnya. Robot akan bertindak jahat jika diprogram sebagai robot ang berbahaya, dan begitupun sebaliknya. (FHP/HBS)