Telset.id – Jika Anda berpikir robot pelayan di restoran atau hotel hanya sekadar mesin tanpa kepribadian, penelitian terbaru dari Penn State University mungkin akan mengubah pandangan Anda. Studi ini mengungkap bahwa karakteristik gender yang ditampilkan oleh robot layanan dapat memengaruhi keputusan pelanggan—terutama bagi perempuan dengan rasa kekuasaan yang rendah.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Hospitality and Tourism Management ini menunjukkan bahwa robot dengan ciri maskulin cenderung lebih persuasif saat berinteraksi dengan perempuan yang merasa kurang berdaya. Sementara itu, desain robot yang “imut”—seperti mata besar dan pipi tembam—dapat mengurangi efek gender pada persuasifitasnya.
Bagaimana Gender Robot Mempengaruhi Pelanggan?
Tim peneliti, termasuk Lavi Peng, Anna Mattila, dan Amit Sharma dari Penn State, melakukan dua studi terpisah. Studi pertama melibatkan 239 partisipan yang diminta membayangkan menerima rekomendasi menu dari robot pelayan. Robot tersebut didesain dengan warna abu-abu (maskulin) atau pink (feminin). Hasilnya, perempuan dengan rasa kekuasaan rendah lebih cenderung menerima rekomendasi dari robot “pria”.
“Pelanggan dengan rasa kekuasaan tinggi cenderung membuat keputusan berdasarkan penilaian mereka sendiri, bukan stereotip gender,” jelas Peng. Temuan ini bisa dimanfaatkan bisnis seperti restoran atau hotel untuk meningkatkan penjualan, misalnya dengan menggunakan robot maskulin saat menawarkan upgrade kamar atau menu baru.
Baca Juga:
Solusi untuk Mitigasi Stereotip Gender
Studi kedua mencoba mengatasi bias gender dengan mendesain robot yang lebih “imut”. Partisipan—sebanyak 156 mahasiswa—berinteraksi dengan robot yang memiliki wajah bulat dan mata besar. Hasilnya, baik pelanggan pria maupun wanita merespons rekomendasi robot secara setara, terlepas dari gender yang ditampilkan.
“Bisnis yang ingin menghindari stereotip gender bisa mempertimbangkan desain robot yang lebih netral atau imut,” saran Peng. Pendekatan ini sejalan dengan tren AI yang semakin personal, seperti yang terlihat pada ChatGPT Voice dari OpenAI atau inovasi chip canggih dari TSMC yang digunakan Tesla.
Dengan perkembangan teknologi robotika dan AI yang pesat, memahami interaksi manusia-robot menjadi kunci bagi bisnis. Seperti yang ditunjukkan riset ini, bahkan detail kecil seperti warna atau bentuk wajah robot bisa berdampak besar pada pengalaman pelanggan.